Kamis, 05 Desember 2013

What's Maturity?

Kedewasaan .. Suatu kata yang seringkali kita dengar. Entah dipandang dari sisi sebelah mana, fisik ataukah sikap. Orang-orang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Entah dari umur, jenjang pendidikan yang menginjak 'sekolah-menengah,' tingkah laku, bahkan sampai sekedar tinggi badan yang mulai bisa menyentuh pencetan lift lantai teratas, walaupun harus jinjit-jinjit ga jelas.

Semua sudut pandang tentang kedewasaan memberikan efek yang berbeda-beda.Bagaimana kita memandang kedewasaan orang lain, juga merupakan suatu bukti mengenai kedewasaan kita. Bagaimana kita menilai orang, memberikan saran-saran, mendengarkan keluh kesah, mengambil makna suatu kejadian. Yup, beberapa hal itu menunjukkan bagaimana sikap kita sebagai orang 'dewasa'.

Sebuah percakapan kecil mengenai kedewasaan sempat beberapa kali mengusik pikiranku. Suatu kali, seseorang mengatakan bahwa aku cukup dewasa, karena seringkali membantunya mendengarkan kisah kemudian memberikan saran-saran, walaupun rok masih warna biru tua. Dan kali lain, seseorang mengatakan aku sudah dewasa untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan keputusanku, bukan lagi bergantung pada orang lain, karena warna rok sudah berganti menjadi abuabu.

The point is, dari sisi mana aku harus menilai mana yang baik dan benar?

Hal ini terus mengusikku, sampai suatu saat aku sadar, kedewasaan hanya berdasarkan sudut pandang kita sendiri. Kita menjadi amat-sangat merasa 'dewasa' ketika mampu menyikapi berbagai masalah, meng-handle nya lalu menaklukannya, menjadi seseorang yang mau didengarkan khalayak ramai. Dan kedewasaan itu berubah menjadi tingkah laku kekanak-kanakan ketika apa yang kita lakukan terasa bodoh, tidak berguna, menyebalkan layaknya anak kecil. Tapi sedikit orang yang merasa dirinya kekanak-kanakan pada saat ia melakukan tindakannya. Sampai suatu saat ia menyadari mengapa tingkah lakunya pantas dibilang 'bocah'.

Bagaimana bila membuktikan kedewasaan dengan meninjau kasus milik anggota dewan yang menutupi pelat merah dengan warna hitam? Apakah tindakan tersebut bisa dibilang 'cukup dewasa'? Apakah kita, sebagai rakyat yang memilih mereka menjadi wakil kita ternyata tidak cukup dewasa Bagaimana dengan seseorang yang lebih memilih menangis sendirian daripada mengungkapkannya sendiri? Apakah ia cukup dewasa karena membiarkan masalahnya dipegang sendiri, atau ternyata ia sangat kekanak-kanakan karena ia memilih menangis bombay seperti anak kecil?
Yap, inilah mengapa sudut pandang dan kedewasaan kita juga perlu dipertanyakan.

Hidup masa ini, ternyata menuntut banyak orang untuk menjadi pribadi yang benar-benar matang. Beberapa orang berusaha mendongkrak kedewasaannya habis-habisan. Berusaha tampil layaknya mahluk metropolitan, menjadi pribadi yang tidak peduli akan satu sama lain karena merasa urusannya jauh lebih berat daripada milik orang lain, menjadi orang yang kelihatan tegar dimanamana, dan berusaha membuat orang berkata, 'wah kamu sudah cukup dewasa, ternyata.' Apakah menjadikan diri kita dewasa sebelum waktunya, merupakan pilihan yang tepat?

Kedewasaan .. Sesuatu yang kadang perlu kita pertanyakan, pertama bagi diri sendiri, lalu mulai menimbang-nimbang milik orang lain

What's Maturity?

Kedewasaan .. Suatu kata yang seringkali kita dengar. Entah dipandang dari sisi sebelah mana, fisik ataukah sikap. Orang-orang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Entah dari umur, jenjang pendidikan yang menginjak 'sekolah-menengah,' tingkah laku, bahkan sampai sekedar tinggi badan yang mulai bisa menyentuh pencetan lift lantai teratas, walaupun harus jinjit-jinjit ga jelas.

Semua sudut pandang tentang kedewasaan memberikan efek yang berbeda-beda.Bagaimana kita memandang kedewasaan orang lain, juga merupakan suatu bukti mengenai kedewasaan kita. Bagaimana kita menilai orang, memberikan saran-saran, mendengarkan keluh kesah, mengambil makna suatu kejadian. Yup, beberapa hal itu menunjukkan bagaimana sikap kita sebagai orang 'dewasa'.

Sebuah percakapan kecil mengenai kedewasaan sempat beberapa kali mengusik pikiranku. Suatu kali, seseorang mengatakan bahwa aku cukup dewasa, karena seringkali membantunya mendengarkan kisah kemudian memberikan saran-saran, walaupun rok masih warna biru tua. Dan kali lain, seseorang mengatakan aku sudah dewasa untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan keputusanku, bukan lagi bergantung pada orang lain, karena warna rok sudah berganti menjadi abuabu.

The point is, dari sisi mana aku harus menilai mana yang baik dan benar?

Hal ini terus mengusikku, sampai suatu saat aku sadar, kedewasaan hanya berdasarkan sudut pandang kita sendiri. Kita menjadi amat-sangat merasa 'dewasa' ketika mampu menyikapi berbagai masalah, meng-handle nya lalu menaklukannya, menjadi seseorang yang mau didengarkan khalayak ramai. Dan kedewasaan itu berubah menjadi tingkah laku kekanak-kanakan ketika apa yang kita lakukan terasa bodoh, tidak berguna, menyebalkan layaknya anak kecil. Tapi sedikit orang yang merasa dirinya kekanak-kanakan pada saat ia melakukan tindakannya. Sampai suatu saat ia menyadari mengapa tingkah lakunya pantas dibilang 'bocah'.

Bagaimana bila membuktikan kedewasaan dengan meninjau kasus milik anggota dewan yang menutupi pelat merah dengan warna hitam? Apakah tindakan tersebut bisa dibilang 'cukup dewasa'? Apakah kita, sebagai rakyat yang memilih mereka menjadi wakil kita ternyata tidak cukup dewasa Bagaimana dengan seseorang yang lebih memilih menangis sendirian daripada mengungkapkannya sendiri? Apakah ia cukup dewasa karena membiarkan masalahnya dipegang sendiri, atau ternyata ia sangat kekanak-kanakan karena ia memilih menangis bombay seperti anak kecil?
Yap, inilah mengapa sudut pandang dan kedewasaan kita juga perlu dipertanyakan.

Hidup masa ini, ternyata menuntut banyak orang untuk menjadi pribadi yang benar-benar matang. Beberapa orang berusaha mendongkrak kedewasaannya habis-habisan. Berusaha tampil layaknya mahluk metropolitan, menjadi pribadi yang tidak peduli akan satu sama lain karena merasa urusannya jauh lebih berat daripada milik orang lain, menjadi orang yang kelihatan tegar dimanamana, dan berusaha membuat orang berkata, 'wah kamu sudah cukup dewasa, ternyata.' Apakah menjadikan diri kita dewasa sebelum waktunya, merupakan pilihan yang tepat?

Kedewasaan .. Sesuatu yang kadang perlu kita pertanyakan, pertama bagi diri sendiri, lalu mulai menimbang-nimbang milik orang lain

Selasa, 12 November 2013

Hobby ..

Let's call everyone have a hobby.

Uhm, seenggaknya pasti ada satu, kan? Your wasting-time activity, your pleasure time.. Entah itu sekedar tidur, ngupil, olahraga, movie marathon, rendeman badan di bathtub, atau apapun deh. Don't say you didn't have any. Bahkan untuk sekedar stalkingin mantan di twitter (dalam jangka waktu yang berturut-turut.. ) yeah that's kind of your hobby.

So, here I am, wanna tell you something bout my hobby, my wasting time activity... my guilty pleasure activity.

Sederet aktivitas nonsense (buat kalian-kalian; buat aku ENGGAK) yang dijadiin jurnal harian. Hey, this is my personal blog, isn't it? Daripada diem-diem mati sendiri mikirin kalimat-kalimat nyelekit, mendingan jadiin aja bahan bacaan di kala nganggur. Yup, kerjaan di kala aku nganggur (salah satunya) adalah bukain blog. I mean, blog ku sendiri, ya ini. Kalo ada yang baca tulisan ini, mungkin cuma aku yang lagi kejepit di sekolahan yang udah mirip kuburan, terbunuh janji-janji yang dipatahin sendiri.

Start from number one ... EAT and EAT.
Hobi memasak jadi pelaku terbesar yang bikin aku ga bisa berhenti makan. Tepat 15 menit sebelum aku nulis ini, aku lagi duduk-duduk bahagia di meja makan, menyantap mie ijo (i'm not a vegan, but surely that taste really good kok), dua piring nasi putih buatan mama yang porridge look alike, ditambah satu risoles spesial sama tiga biji gorengan stik.

Jadi, nggak heran kalo badanku kaya anak babi disogrok air 1 galon, lha wong makan di malem-malem, apalagi makanannya begitu pula. But, why not? They say YOLO, mau aku gendut, aku kurus, what's ur problem? Mau diet, ain't nobody got times. Toh, kurus juga nggak jamin aku bahagia (ALESAN LU!) Ditambah lagi, kalo aku yang masak (jangan ngece dong, aku juga mau jadi mama yang baik buat anak-anakku nanti #tsaah) pasti .. porsinya ajegile. 2 orang bisa mati kekenyangan. Giliran makanannya enak, ada aja yang makan. Tapi kalo ga enak, innalilahi, mati deh.

Number two, mewek-mewek ga jelas habis baca novel picisan.
Ya-ya-ya, emang tipe cewek mellow. Badannya aja gede, giliran dikasih buku model Autumn in Surabaya udah nangis badai halilintar.
But that's my guilty pleasure. Aku ngerasa bersalah dengan me-relate kan semua kisah yang pernah aku baca dengan kenyataan, sambil mikir 'duh kapan ya begini' karena pada ujungnya aku juga bakalan mewek-mewek ala film sinetron. Kalo airnya ditaruh ember, mungkin cukup buat mandi satu keluarga.

But I'm not that type or girl that wasting time by crying. Toh, akhirnya aku diem-diem sendiri, ketawa lihat endingnya yang unexpected (aku ga bisa nebak akhir narasi), dan... Ya sudah. Aku ga bisa nyambungin itu semua sama kenyataan.
And that's my luxury time, menangisi keadaan. Rasanya? Kaya habis ketemu cowok ganteng idaman kamu, dan dia lagi senyum ke arahmu.
Mak-NYES! Bolong sudah kau punya jantung itu.

Number three.... Taking decision?
Aku ga bisa kasi itu judul, but this happen today. Pada akhirnya aku sadar, keluar dari suatu geng (geng apapun itu, sepertinya ..) bakal memberikan efek yang buruk, sekaligus baik. Holy Crap, semoga elo kerasa aja ya, kumpulan manusia yang bikin saya semakin ga bener.

Yah, as usual, freshman pasti masih hobby kumpul sama temen satu almamaternya dulu. Same too, here. Aku gak tau awal mulanya darimana, pada akhirnya aku jadi kumpul bareng mereka. They're so fun, exciting as fireworks, but hurt as hell. Nggak, mereka emang ga nyakitin aku. Tapi, pada akhirnya iya setelah aku keluar.

That decision which answering that who you are few years more, were based by your friends now.
I know who makes this worst, makes some of my friends suffering from this pain. Dan mereka, ga bakal pernah nyadar sakitnya dihina-hina, dijauhin begitu aja TANPA ALASAN. Okay, maybe there's a reason, cuma karena kita saling ga cocok, tapi toh lebih baik dijauhin daripada dihina-hina, kan?
Pilihanku beberapa minggu terakhir; menjauh dari mereka. Being me was the best way to hold on. Kalo sampai sekarang aku masih disana, resiko bakalan semakin banyak. First, aku jadi ikutan benci some of classmates. Second, aku bakalan jadi anak yang (makin) ga bener. Last, I'll hate myself.
Tapi, aku cuma gamau kejadian kelas 9 SMP terulang lagi. They're hating me, (egoism, moody, yes that's me.) and unfortunately, I have no friend. Aku cuma gamau temen-temen yang lain ngalamin hal yang sakitnya luar biasa. Told you, sakit di hati jauh lebih serem daripada sakit di badan. They're already told you, right? Revenge mission-nya emang belum jalan, karmanya udah disiapin sama yang di atas.

The point is, ambil keputusan yang tepat pake hati. Tapi, kalo pake hati resikonya emang duh-duh-duh, but you know what? Seenggaknya sesakit-sakitnya keputusan itu, masih bisa bersyukur karena pilihan sendiri.
Dan buat kalian, emang dasar pecundang yang nggak punya pendirian. Go fuck yourself, shitty little shit.
Last, i'm so sorry. Mungkin nulis gituan di blog termasuk hobby, yah? Toh mereka ga tau aku ada blog. I just can't hold this pain anymore, seriusan, sakit. Keledai sedang persiapan jatuh ke lubang yang sama, untuk ke sekian kalinya.

Eh iya, lagi pengen nulis cerpen. Ngga punya topik.
NB: Kapan jadian?

Sabtu, 26 Oktober 2013

Happy Indonesian Blogger day!

Yap, hari ini adalah hari blogger indonesia, well i'm not describing myself as a blogger, tapi kenyataannya.. sudah 2 tahun saya ngisi post-post ga jelas di blog pribadi, curhat kesana-kemari tanpa alasan yg jelas, but I'm just trying to be me.
Ngga ada yang salah dengan menjadi diri sendiri, kecuali itu bukan konsepsi mengenai siapa anda yg sebenarnya.

Maaf saya sedang absurd, soalnya lagi diburu waktu kena momen yang pas.

Maksudku, dalam hal ini, kalian copy-paste kepribadian orang lain, as long as it's good sih okela, sayangnya kadang-kadang kita trlalu berobsesi meniru kepribadian orang lain, yang belum tentu cocok sama kita. Hal tersebut didasari oleh keinginan kita menjadi pribadi yang lebih baik, tapi SAYANGNYA salah jalan (buatku). Ngga salah sepenuhnya, sih. Tapi resiko yang kita ambil ketika 'menjadi' orang lain lebih nyesek, karena bukan berdasarkan SIAPA SAYA.

Dan didasari oleh teori macam-apa-itu serta pengalaman, keputusan yang diambil orang lain untuk kita itu jaaaaauuuuh lebih menyakitkan kalo sampe kita menyesal.

And, here I am. Inilah aku, ditunjukkan dengan post-post yang ada. Random, ga jelas banget, pengangguran sok sibuk. But I'm so happy with it karena itu semua memang aku, bukan karena disuruh orang nge-blog (tugas sekolah. Haa!). Dan itu ga pernah aku sesali, karena memang keputusan menulis, jatuh cinta dengan dunia ini adalah pilihan aku sendiri :)

Okela daripada aku semakin random, dan karena post ini lagi ga punya tema (ada, tapi belom kepikiran nulis T.T) jadi .. Sekai lagi, HAPPY BLOGGING!

Buat blogger Indonesia, tetap semangat dalam nge post walaupun ga jelas :')

Minggu, 13 Oktober 2013

Perempuan Itu ..

Matahari baru saja bangkit dari peraduannya. Cahayanya masih malu-malu, namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin teranglah ia. Embun mulai menghilang, kabut malam juga sudah tak terlihat lagi. Jalanan masih sepi, tak terlihat deru knalpot kendaraan warga kota. Hanya satu-dua orang yang terlihat berkendara. Musim liburan memang amat sangat terlihat jelas di kota ini. 

Beberapa orang sudah terlihat memenuhi jalanan. Taman kota mulai dipenuhi roda dua. Dari bapak penyapu jalanan yang amat sangat murah senyum, sampai ibu walikota yang jarang-jarang bisa dilihat disana. Dan yang pasti, perempuan itu. Pengunjung tetap taman kota. Perempuan itu masih saja sering datang berkunjung ke jalan di seberang taman kota. Perempuan yang sembab matanya, yang remuk redam hatinya, yang hancur harapannya. 

Tatapan matanya yang sejak dahulu selalu kosong. 

Rutinitas yang sudah ia lakukan selama 1 tahun terakhir; Setiap pagi, mengunjungi jalanan di seberang taman, lalu berjongkok selama beberapa saat, entah mengucapkan mantra atau doa, lalu tepat ketika matahari bersinar dengan sempurna, perempuan itu berdiri dan kembali ke kafe di sebelah taman.  

Ia selalu duduk di sudut ruangan. Menatap jam kakek, seperti menunggu seseorang. Kemudian perempuan itu membalik-balikkan buku yang ia bawa. Ia kembali menatap jam, menghitung detik demi detik, menggumamkan namanya perlahan-lahan, berharap ia keluar dari balik pintu putih itu. 

Tapi, yang ditunggu tak kunjung datang. 
Karena toh, pria itu sudah pulang ... sejak dahulu.

Dan tetap saja, perempuan itu duduk diam disana, sampai senja menutup senyumannya, berganti hari, berganti bulan, berganti tahun..
Perempuan itu tetap menggumamkan nama yang sama, memegang buku yang sama, menunggu orang yang sama

Sabtu, 05 Oktober 2013

Break the Rules, Get WILD!

Hi fellas! Lets welcoming the 10th months, OCTOBER. 

I'm not trying to be a WILD-WILD girls, or any kind of it. Seperti momen-momen sebelumnya, suatu saat aku dapet momen statik. Hidup jenuh banget rasanya, and when i'm trying to be wild......... efeknya bikin geleng-geleng.

As usual, I don't know how to start this post. Beberapa kali baca-baca gaya penulisan orang, coba cari gimana cara nulis yang enak, apa topik yang enak buat dibahas dan banyak dibaca orang (biar rank-nya naik, sih. Huahaha), coba cari APAPUN itu yang bikin perubahan. Aku coba transit (or some people said... blogwalking) ke blog-blog orang. Raditya Dika, Bena, Pandji, Alitt, dan kawan-kawannya. Bahkan blog temen juga dibacai satu-satu. Dan aku baru sadar kalo layout blog Raditya Dika jadi catchy abis. 

He's already breaking the rules, and I WANNA DO IT TO! 

Tapi nggak dalam bentuk penulisan aku menjadi gue, karena kesan aku terhadap kata-kata gue adalah... pretty cool. Kata-kata gue sangat cocok kalo dibikin tulisan dalam blog, but big NO. Dialek anak JKT banget. 

Some of the rules I want to break is:

Rabu, 25 September 2013

First Trip with XH!

Hee-ya! Sudah lama banget ga update blog, too busy do shitty things at school. And for now, aku bakalan isi blog dengan cerita waktu camping rohani di GSV prigen, with my neeew-classmates.

3 days off without PHONE (damnit I missed you), without music, but having so much fun time there! And, here it goes..

September 23rd, day one.
FIRST TIME I'M BEING LATE GEEZ. Ini kalo di ex-school, masih doa sih jadi yaa masuk aja nyelonong gitu who's care sih, but THAT MAN IS STANDING IN FRONT OF MY CLASS. WTF you doing out there? Dengan susah payah nyeret koper-ga-jelas-bentuknya turun ... jalan ke lapangan ... pake baju bebas yang sumuk banget. .. dijemur di lapangan 45 menit ... ga bawa buku tatib ... dan akhirnya kena poin MINUS 20. Ketertiban jadi B. Fak.
Thank God gaada pelajaran hari ini ( ada sih, cuma guru ga niat ngajar semua) Glory hallelujah banyak free time, keliling-keliling sinlui isi perut, and of course cuci mata.
What a beautiful grace pas banget waktu dia selesai OR, diriku dengan bahagianya di lapangan basket.... And he's opening his both hand, kaya mau kasih peluk gitu. Jadi ga rela pergi, demi apapun deh. We're chit-chat to each other at canteen, bareng temen-temen kelasnya yang habis OR juga, mereka orangnya seru-seru, udah keliatan kompak abis, belum mirip XH hiks hiks.

Sekitar jam 11 lewat we're taking off, tapi naik bus. Sepanjang perjalanan pasti temen-temen rame, but I was there sleeping peacefully, dengan seksinya ngowoh dan bikin kawah baru, entah si AV bener-bener foto aku ato nggak. Sampai di GSV dikasih briefing mengenai kegiatan di sana, dibagiin buku panduan atau whatever it is, trus memilih BuKampung-PakKampung, we're choosing Nia and Hans, sweet couple awaw :))
Lalu kita disuruh masuk 'kandang solidaritas,' pertama kali belajar solider lagi sama temen-temen. Pretty small, itu garasi mobil buat anjem. Yaa bayangin aja 40 anak dengan teganya dimasukin ke sana, makan sambil jongkok-jongkok ga jelas cerita ngalor-ngidul. Habis makan kita turun, buat yang udah tau GSV kita ngelewatin turunan dengan sin 1/2 alias 45 derajat, seriusan itu kalo lari, ga sempet nge-rem, tamatlah riwayat kalian -_- Dulu waktu masih SD kesana sih udah ada temenku yang jadi korban, badan merah semua kaya hellboy.
Kita masuk ke tenda masing-masing, untung musim ulat bulu sudah berlalu. Se tenda bareng Mindy, Tania, Chika. So much fun cuma orang 4, lainnya sampe 6. Sebenernya sih ada Kimmy yang pergi LKTD dan Marcellina yang katanya mabok habis minum Jack Daniels, Heinneken, or any type of it. Ada matras digantung di atas, matras duduk, dan peralatan makan seabrek serta tikar. Habis ngerapiin tenda, langsung cus mandi. Ada cetekan lampunya, tapi kok ga bisa nyala... Jadilah mandi di kegelapan. Acara dilanjutkan dengan upacara pembukaan sambil duduk, aku lupa waktu itu kita ngapain aja, but kalo ga salah acara udah menjelang malam, kita dibagiin lemet, sambil megang makanan superhaujek ini kita nulis what we're thank for, apa aja berkat yang udah diterima (adanya Allah dalam hidupku) dan apa yang ingin diubah (Mental cepat putus asa)
After that kumpul di lapangan sepakbola, malem-malem gelap soro, tapi kalo udah nengok atas beuhhhh buagus banget, bintang keliatan dimana-mana ga kaya Surabaya ga jelas banget gitu deh. Pak Laksmidi (pembina acara) minta kita buat cinta alam, karena apa yang kita berikan ke alam akan berimbas sama dengan apa yang alam berikan pada kita. Jadi, setelah kita duduk duduk di atas rumput, kita tiduran di rerumputan, ngeliat ke langit, what a beautiful night. And I wish he was there with me, laying on the ground, hold each other hand, dan hal-hal indah lainnya. Duh kapan ya ada kesempatan gitu lagi, just for me with him #laludigampar. Diajak juga buat dengerin suara-suara alam, sounds nice. Waktu kita duduk, di depan persis udah ada pemandangan bulan gedeee banget. Perfect!!
Acara selanjutnya, kami disuruh jalan satu-satu ke gua maria. I never been there, ta pikir ke gua maria GSV depan. Disuruh nulis pengalaman hari ini yang paling seru (ngeliat bintang di langit, katanya ada shooting star, mungkin waktu aku tidur) dan apa aja yang kurang aku syukuri dalam hidup (parents and 'daily bread') That's our pray, disuruh bacain satu-satu, untung kebagian baca awal-awal jadi setelah baca bisa langsung tidur #gamparlagi. Malam pertama masih bisa tidur dengan tenang. Karena pake celana training, yang besoknya dijadiin tumbal main lumpur.

September 24th, day two.
Untungnyaa saya tidak minat ke pasar dan bukan ketua tenda, jadi pagi-pagi molor banget, it was so damn cold!! Nungguin temen-temen masak, aku malah tidur. Maapin saya T^T. Di hari kedua memang kami masak sendiri, dapet duit dari visi-misi yang udah diajuin waktu kemarin malem sama ketua tenda, lumayan dapet 80k. Kita makan tempe, pindang, telor, kangkung dan nasi (pastinya) Bener-bener 4 sehat 5 sempurna.
Seusai makan, ada acara "Belenggu Kehidupan." Yaa jadi ceritanya inti kegiatan ini kita masih dibebani keinginan duniawi, nggak bisa fokus sama harapan kita. Seperti misalnya, murid kelas 10 kan harusnya fokus untuk naik kelas dan penjurusan, tapi tetep aja kita keluar jalur, dengan cara main game, have fun everywhere, etc. Ya gitu deh .. Ada game nya juga sih, kita disuruh ngarahin Hans Nia dengan mata tertutup buat ambil bola tapi dikasih godaan buat ambil snacks yang bisa dimakan kalo keambil. But what they need to do is pick up the ball, jadilah godaan itu sesuatu yang indah B-) Setelah kegiatan ini, kita dikasih waktu buat makan siang dan aktivitas tenda (makan, mandi, bersihbersih, etc.) Makan siangnya tempe (lagi) trus omellete-wannabe.
next is, OUTBOND TIME! Kita dibawa ke lapangan rumput, mainan game bertumbuh dalam keterbatasan. Yang pertama sih, disuruh bawa barang apapun yang bisa dibawa, trus ikut sama ketua kel. proses, lalu bikin menara dari barang yang dibawa. Karena kelompokku kebanyakan cuma bawa sandal, akhirnya bikin menara dari sandal. Lalu Bro Domi (kalo ga salah sih, lupa.) tanya sama kita, apa itu masih bisa dikembangin/ ditinggiin lagi? Semua jawab IYA kecuali kelompokku. Akhirnya kita disuruh ninggiin lagi, yaa lumayan lahi kelompokku masih bisa nambahin satu sandal diatas, naik 1 cm huahaha. Inti dari game ini adalah, barang-barang yang kita bawa itu=bakat dan fasilitas yang kita miliki; dengan apa yang kita miliki pasti bisa dikembangin.

And the next activities is the power of possitive teens, kita diajak pake sense aja. Mata anggota ditutup, disuruh jalan dari satu tempat ke tempat lain. Keliatannya juaaaauh banget, aslinya deket. Pake disiram air pula buat persiapan masuk lumpur. Habis disiram sempet di kelelerin, diem sambil gemeter-gemeter ga jelas. Aku sempet jatuh huahaha maapin yah Sergio, takut jalannya miring ga jelas gitu :)) Setelah jalan sekian lama akhirnya nyampe juga di tempat buat main lumpur. Sebagai kelompok yang dateng terakhir, hoki banget bisa main kalo menang langsung masuk final. And yes fortunately timku MENANG!! Badan lumpur semua, foto dengan coklat-coklat ga jelas di muka, but we're makin memories, right? Mandi kali ini menjadi mandi paling absurd, enak-enak mandi airnya berhenti .... krik krik banget deh di kamar mandi. But akhirnya air su dekat, jalan lagi deh.
Malem-malem badan udah capek, pegel, ngantuk, diajak mbahas apa-itu-aku-lupa, bareng sama Pak Laksmidi. Trus dilanjutin sama ngobrol bareng Wali Kelas. Waktu aku tanya apa dia pernah kecewa sama kelas XH, ternyata kecewanya sama aku dan temen-temen yang duduk di pojokan kelas, katanya banyak omong. Maaaaaappp Pak, khilaf :D

Dan acara terakhir yang paling seru adalah api unggun! Awalnya sih biasa aja, cuma duduk-duduk nyanyi-nyanyi, dan satu-persatu temen-temen masuk tenda, tidur. Aku? Begadang duongss. Bareng Bro Dias, bagiin snacks malem-malem, ditantang buat kasiin ke lawan-jenis favorit. Owen suapin ke Cicil; Cliff suapin ke Tania; sisanya ga liat. They're both are sweet couple on my class now. Karena nganggur, akhirnya diajakin main Truth or Dare bareng sama Bro. Sembari bermain, ada beberapa temen yang main gitar, ada juga yang pdkt :)) Kita saling ngakak bareng, karena pertanyaan-pertanyaannya cuma berkisar di antara orang yang paling ganteng di kelas, pengalaman memalukan, sama kapan pertama kali bokep-ing. Karena udah jenuh, waktu giliran Bro Dias yang kena, aku tanyain deh pengalaman paling 'creepy' dimana, kapan, dan blablabla. Dia cerita macemmacem, dan waktu itu tepat tengah malem. Hiks. Katanya, dua tahun yang lalu sempet ada kelas yang ajak jurit malam, and as a stalker, ketemu deh kalo itu kelasnya dia. Huahaha thanks to internet you're so kind .. Jam 1 malem aku masuk tenda, niatnya sih tidur dengan tenang, tapi karena cuma pake celana pendek sama jaket, akhirnya kaki jadi tumbal. Kebangun berkali-kali tiap malem, ga kuat, jam 2 udah nyerah. Ternyata di luar masih ada Celine, Fenny, Eric, Sergio, Aaron, sama Howard, pada ngisi perut. Mendekati jam 3, aku sama beberapa teman memilih untuk tidur. Untung udah dikasih anti-nyamuk, cuma ga ada anti dingin aja. Serasa tidur di kulkas kalo malem. Malam-malam tidur, dikasih pemandangan bulan dengan Halo dan bintang-bintang malam.. sambil membayangkan kalau dia juga disini.

September 25th, day three.
Pagi jam 6, tinggal aku sama Eric di luar. Yang lain udah pada lari-lari di lapangan main bola. Niatnya balik ke tenda, kasian Eric sendirian. Akhirnya lanjut tidur lagi, giliran bangun Eric udah ga ada. Ciyan. Balik ke tenda, lanjut tidur dengan bahagia... Jam 7 kita udah harus makan, trus bersih-bersih tenda sama area sekitar camp. Jam 10.00 semua udah selesai, kita packing dan balik ke atas. Naik ke atas dengan terseok-seok, tanjakan macam mana pula itu... Kita ngisi form sambil makan kue lumpur (we want MORE!) trus lanjut misa penutupan bareng anak kelas 12 IA3. Seusai misa, akhirnya bisa makan dengan LAYAK di tempat yang LAYAK pula. Bisa nambah es dawet-looks-alike berkali-kali. Jam 12 kita balik ke Surabaya, dan tiba dengan bahagia di Sinlui jam 2 siang.
Hokinya lagi, pulang masih bisa ketemu dia... Seneng banget waktu liat dia di kelas (waktu itu ga sengaja jalan di kantin, keliatan ada orang mirip dia sambil gandengan tangan sama orang lain. Karena ga pake kacamata langsung broken heart hikshiks) keluar sambil bawa HP dengan baterai PENUH. Ini suatu keajaiban huahaha bisa buat sms mama. Dan mama yang gatau-kalo-itu-hapesiapa, sms sambil bilang "Mizzzzz uuuuuuuu ceeeeee :* :* :*" For now, I'm so happy can see your smile, beberapa bulan terakhir adalah masa-masa yang indah :')

Akhirnya, kesimpulan yang bisa diambil dari acara ini adalah...
1. Belajar kerjasama, sabar, tolerir, solider, tanggung jawab dan hal-hal yang ada hubungannya sama team.
2. Mau berkembang dan punya tujuan. Harus fokus sama apa yang dituju, boleh belok tapi jangan u turn.
3. BERANI. Face your fears, lumpur yaudah dudukin aja.
4. Kalo pergi jauh, efek samping kangennya tambah gede. Hari biasanya aku pulang jam 2 juga ga ketemu dia, tapi giliran pergi kangennya tumpuk-tumpuk.
5. BERSYUKUR.

and this is the story of the first trip experience go with XH, selain ngikutin LOS dan Bazaar Sinlui yang ga ada ceritanya semua di Blog.

for you, yang mungkin udah lupa aku punya blog.. tau ga sih aku tiap hari pulang lewat dari jam dua?
#maaf #kalo #ga #jelas #mantan #anak #alay

Senin, 02 September 2013

reflective journal (?)

So here I am, distracted with nonsense assignment and still keep up with my laziness. I just don't believe I'll stay here for 3 years, try to make any achievement with that ASSignments.

And, HI!

Kesempatan kali ini, aku bakal nulis reflective journal yang dipelajari di sekolah dengan tidak jelas. Iya, nggak jelas. Udah, ga perlu dijelasin kenapa ga jelas nanti kalian bingung kenapa ga jelas #lho

Dan sepertinya, kali ini akan terasa seperti curhat, yang ga punya jawaban.

Sabtu, 17 Agustus 2013

What if...

Hei buddies! Btw busway, selamat hari minggu, dan juga selamat menikmati liburan terakhir!! �� Merdeka untuk Indonesia ke tahun ke 68!

Yok yok mari kita kembali ke tema. Sudah 3.5 abad akh belom update blog, habis ngelawan si pirang-pirang. Huahahaha >=)
Sudah 68 tahun kita merdeka, dan aku yakin belom sepenuhnya merdeka. What if waktu itu Sayuti Melik males ngetik naskah? What if waktu itu Soekarno masih molor sampe akhirnya status quo-nya Indo kecabut? What if..

Semua pertanyaan-pertanyaan sinting itu sepertinya hanya menghampiri saya. Sebagai generasi ke sekian, kita sudah cukup nyaman menikmati kemerdekaan yang udah diperjuangkan sama para pahlawan. Lah, toh sekarang kita masih belum merdeka dari yang namanya "Korupsi." Mental-mental mau enaknya aja, mental-mental pejuang duit (udah ga ada namanya pejuang kebenaran dan bongkot-bongkotnya itu)

Dan inilah what if yang mengerubungi kepalaku seperti lalat kemarin.

1. What if aku ga bicara sama orang taiwan itu.

Well, selama tanggal 16-21 sekolahku didatangi semacam sister schoolnya dari taiwan. For the most curious girl in the world, aku ngebet pengen ngomong sama mereka.
Unfortunately mereka gabung sama anak kelas 11.
But then i saw a group of them beside my principal.
Andaikan waktu itu aku ga ngelongok ke bawah ngecek name tag sambil baca kertas itu (didorong rasa ga tau malu dan pengen tau yang selevel sama orang idiot), mungkin mereka ga akan minta sama kepsek buat diajakin keliling sekolah.
And yeah i took them around the school, by speaking Chinese. Newbie gadungan yg les 7 tahun tapi ga bisa-bisa serasa dipercundangi sama kenyataan.
But yeah, what if waktu itu aku ga lewat ke sana dan bertemu dengan mereka? (Yang ternyata guru. Surprised by the reality :o )
What if setelah ngomong-ngomong sebentar aku langsung ngeloyor pergi?
What if mereka ga minta diajak keliling-keliling sekolah?

2. What if waktu itu aku ga angkat tangan mengajukan diri sebagai paskibra?
For the last 3 years, aku jadi paskibra di SMP. Best memories ever, karena itu lah mental aku dikuatkan buat minta jadi paskibra lagi di SMA (no other words describe my wishes)

Dan aku tau, 17an pasti butuh para mereka yang jadi pengibat bendera.
Dengan penuh ke-putus-asa-an aku udah ngerasa oohh no i'll never be, but what if waktu itu aku menyerah begitu saja?
Now i tell the world, kali ini aku jadi paskibra lagi.
What if aku ga angkat tangan waktu itu dan memilih pelajaran biasa?

3. What if waktu itu aku ga jadi minta dia stay at school.
Huahaha aku masih inget benar, waktu pulang sekolah (padahal habis ketemuan) aku minta dia di sekolah. Biasanya sih pasti langsung pulang, but hey, what if aku bener-bener minta dia pulang?
Karena aku minta untuk... foto bareng. Stupid request. Aku yakin biasanya yg minta foto pasti cowok. Itupun kalo udah pacaran. Sedangkan aku.... *dihantam kamera*
Untungnya dia mau, huahaha Thank God seriusan he's my kind of perfect.
Yeah, what if waktu itu dia nolak? :) no one knows.

Dan sebenernya masih banyak what if-what if yang lain, tapi 3 ter-muter(?) Ini lah yang bikin pusing.
What if hari ini aku ga bangun pagi? Aku ga bakal sempet update post ini.
What if that moment aku ga dibeliin HP? Hari ini aku ga bakal update apapun.

Yeah, for some reason, curiosity will take you beyond your imagination. Cukup bondo keingintahuan, kePDan luar biasa, dan keyakinan, then believe God had a plan for you, His best plans.
"Take the chance, do the best, and let Gos do the rest."

Jumat, 02 Agustus 2013

JHS vs SHS, best rivals!

Hawloo buddies! Kembali lagi di acara ga jelas-apa-bentuknya bersama saya yang selalu random! Sebenernya pengen nyoba nulis cerpen (mm yang kemarin itu cerpen apa curhatan ga jelas sih?) dengan menerapkan tips&trick dari Bu Yohana. Sayangnya ide lagi mampet, lagi 'belom' galau masalah sepele yang bikin nangis bombay seperti biasanya, belom nemu novel se-memukau milik ci @winnaefendi (geez ai, refrain, remember when, unforgettable and melbourne makes me cry, seriously. )
Okelah, sebelom aku nulis hal gajelas lagi, lebih baik saran-saran dari Bu Yohana ditulis dulu..

Sabtu, 27 Juli 2013

ESP.

I'm already Senior High School now!! Geez not really sure that one day I'll wear those sinlui's uniform.. But right now yes I AM!

Cukup inggrisan. Keluar di tengah Suroboyo aja ngomong keminggris, miris sekali.
Dan jikalau daku sudah SMA, itu pertanda.. SATU SEKOLAH LAGI! Cihuy cihuy! *lari keliling sinlui* jatuh guling guling*

No story of LOS, belom keluar foto dari sie dokumentasi :'( Nanti kalau udah berhasil minta pasti nulis tentang memorable days.

Yup. 19th of July is the first day I met him after 5 months. Ngga biasanya ga ketemuan sampe 5 bulan, salahkan ujian! Salahkan ujian! *bakar buku UN*

Have you ever think that one day you'll fcking fall for someone then can't be moved? (Walhamdulilah grammar ga ada yang bener)
Masih dengan orang yang sama, udah dari jaman 2011 ditulis dengan kisah-kisah-ga-jelas-juntrungnya. Yaa walaupun di selingan taun-taun itu meleset juga ke mulut para lelaki..

Then I realize those are the stupidest things I ever made. Just like:

Senin, 24 Juni 2013

Yours, tasted moccha.

Those coffee and times can't heal my wounds. Tanganku terus bergetar tiap memegang benda-benda itu. Entah yang hanya beberapa gram, atau yang ratusan pound. Aku curiga, jangan jangan aku mengidap epilepsi (eh, apa itu? Parkinson? Yah itu dia.) Atau ini hanya sisa-sisa kopi tadi pagi.

Sometimes I do believe that those cups of coffee really heal my wounds. Honestly, hanya ada satu luka yang tertinggal. Tapi emosi itu berubah menjadi puluhan rasa lain yang menggerogoti kepercayaanku terhadap keajaiban.

Menangkap beberapa momen di hadapanku. Aku bukan fotografer andal. Kamera HP 3.2 MP itu saja selalu membuatku bergetar.. objek di depan mataku, mata lensaku, dan kini bayang bayangmu di balik secangkir kopi dingin itu.

Dingin. Sebongkah ice cube mulai melumer di dalam mulutku. Kembali tertawa-tawa mendengarkan bunyi 'kress,' entah untuk kali ke berapa. Tempat favourite yang mungkin tak ada yg mengerti. They called this an old place, i called it's a amazing place. Cahaya temaram di balik lukisan nenek tua, entah apa yang ada di balik keranjangnya.

Kakak muda yang ada di balik counter itu sudah hafal dengan menu pesananku. Vanilla Milkshake, dengan bongkahan es yang masih tersisa. Sambil mengecap moccha frapuchino pesanannya, aku menggumam lembut. Rasa pahit khas moccha yang perlahan lahan menenangkan jiwa.

"Seleramu," kataku pelan. Ia hanya tertawa, kemudian mencoba milkshake milikku. Sebongkah es dimasukkan ke bibirnya, dihisap perlahan, lalu tertawa kencang. Untung kafe itu cukup bising, takkan ada yang mendengar tawa horrornya, -kata adikku sih begitu.-

Aku melongo. Mendadak ia kembali tertawa, kemudian mendekati wajahku. Entah tersisa berapa inchi saja, antara hidungku dan hidungnya. "Mau mencoba sesuatu yang baru?" Bibir manisnya mendekatiku. Sisa moccha itu masih saja menggangguku, aneh ketika mengecup bibir seseorang yang rasanya seperti kopi. Refleks, mendadak aku membalasnya seperti ingin melumat habis aroma kafein yang tertinggal di sudut bibirnya.

Dingin. Dan aku baru sadar, es batu itu masih tertinggal di dalam mulutnya.

"How it feels?" Tanyanya. Bodoh, tentu saja ini dingin. Tapi aku lebih memilih untuk tersenyum, dan kembali bersembunyi dalam peluknya.

Dan kenangan-kenangan manis akan kopi yang tertinggal di balik bibir seseorang akan menjadi lebih menyakitkan lagi, karena kau tahu bibir yang sama takkan lagi menyentuh bibirmu dengan rasa moccha. Hanya gelas hitam pekat itu yang akan menempel, ditemani milkshake dengan bongkahan es yang membuatmu tertawa .. entahlah. Kau ingin tertawa atas kebodohanmu melewatkannya, atau menangis karena waktu telah berputar.. Itu pilihanmu.

Kamis, 13 Juni 2013

Smartfren Andromax- U review: 4 of 5

Holla kawans! Ini posting pertama via HP pertamaku .. yepyep i used the andromax u for reviewing itself, hihi

Bakal jadi posting yang kilat karena aku nggak seberapa betah ngetik pake touchscreen, karena lama lama jari bakal jadi kapal, tapi layar touchscreen dari smartphone android dengan OS 4.1 alias jellybean ini cukup responsible kok. Dia gapunya tombol yang 'mecetat' keluar kecuali tombol power dan volume.

1. Kamera
Dibekali kamera belakang 8MP yang bisa autofokus cukup elegan juga kalo dipadu-padankan dengan harga jualnya, tapi nggak tahu kenapa kamera depannya yang ditulisi 2MP beda sama kamera depan Androtab milik smartfren juga, padahal tulisannya sama-sama 2MP. Kamera depan di Andromax-U jauh lebih gelap .. ngga enak buat foto gitu lah. Kecuali ada di tempat yang cukup cajaya, mugnkin sedikit nulungi.
Flashnya silaumen!!

2. Responsibilitas
Cukup bagus, mungkin gara-gara jempolku yabg gede jadi gaenak buat nulis, kalau dibuat landscape enak juga jok, ada pinyin keyboard juga, jadi aku bisa nulis mandarin sesuka hati muahaha >:)

3. Lemot gak?
Nggak sih, soalnya udah dilengkapi prosesor 1.2 GHz ya g notabene cepet, but this phone usually had it own time i call 'restart' yup, dia sering restart sendiri. Apa mugkin karena memorynya abis (memory yg buat jalanin app gitu.. ) 

Kalo buat download cuma bisa pasrah sama smartfren sih, mebtok-mentok juga 3.5G tok .. nggak sampe REV-B yang 14MB++ itu T^T

Oh iya, HP ini sudah ber OS jellybean loh, jadi gausah khawatir, kita masih anak gauull~~

4. Bodinya gimana nih?
Mulus bahenol seksi lah pokoknya. Yup, tapi terlalu beresiko kalo di biarin 'telanjang' karena casing belakangnya dari doff, kalo kena kuku beret dah ..

Layarnya mulus dan udah dipasangin anti gores dari pabriknya, di bagian atas HP ini ada dua lubang, yaitu lubang input charger dan output 3.5 audio jack. Sedangkan di bawah ada lubang mic dan gantungan handphone yg pake kaya benang itu..

Di sisi kiri (kirinya kalo pas make HP) cuma ada tombol volume, dan di sisi satunya ada tombol power.

Oh iya, Baterainya li-ion 1800 mAh, lumayan awet kalo ngga dipake apa-apa internetnya :D

Kelebihannya:
1. Bisa untuk tethering hotspot up to 5 users
2. Harga 1,6 dapet HP yang pantes dihargai 3++

Kekurangannya:
1. Suka nge restart sendiri
2. Auto sync ga jalan (aku gatau caranya)
3. Kamera depannya kalo low light susah.

Oke gitu aja sih .. Nanti kalo ada yg mau aku tambahin lagi pasti aku tulis ;)

Minggu, 02 Juni 2013

Terlambat


Kesempurnaan dalam hidup kita tinggal sedikit lagi. Kini kita hanya perlu menanti pergesaran-pergeseran kecil tersebut. Detik yang mengejar menit, menit yang mengejar jam, dan jam yang berusaha menangkap hari. Kau bangun seperti harimu masih panjang, kau tersenyum layaknya pegawai yang diberi bonus besar, dan makan seperti kakek-kakek pengguna kartu kredit yang diberi potongan harga sesuai umur. Kau bahkan belum memahami betapa waktu yang kita miliki hanya tinggal beberapa saat lagi.

Terpisahkan jarak bukan keinginan utamaku. Mereka bilang, apalah artinya jarak bila saling mencintai. Kan sudah dekat di hati, walaupun jauh di mata. Bodoh, siapa gerangan yang tak ingin berada di sisi orang yang mereka cintai? Mereka bilang, cinta bisa mengalahkan jarak. Lantas, kebenaran-kebenaran lain? Bagaimana? Dibiarkan begitu saja?

Pagi-pagi sekali, kau melemparkan senyum khasmu ke arah sang surya. Aku berada tepat di bawahnya. Dan seorang gadis manis tepat berada di sisiku. Kepada siapakah engkau sesungguhnya menyunggikan setengah lingkaran yang benar-benar manis itu? Kepada rintik-rintik hujan yang turun seiring dengan kabar buruk dari para pendamping bertopi tentara itu kah? Atau kepada mentari yang berusaha keras tetap bersinar agar awan-awan hitam itu berpindah sementara? Atau kepada dia yang tengah sibuk tertawa ria menatap benda bertombol itu?

Atau atas imajinasi semata ... engkau tersenyum kepadaku?

Segala kenyamanan yang telah kau berikan padaku kadang membuatku merasa segalanya tidak tepat pada letaknya. Ada yang salah. Aku menatapmu. Lama, sangat lama. Tidak berusaha membuatmu melihatku, hanya ingin memaknaimu saja. Tetap, yang bisa aku lihat hanya sepatu coklat dan jaket hitam serta kepalamu yang bersembunyi di bawah sinar siang itu. Tiba-tiba engkau menoleh, sepertinya mencari sesuatu. Dan mendadak kita saling bertatapan.

Matanya indah.

Mendadak ia tertawa terbahak-bahak. Aku terkejut. Giginya tersusun rapi, bibirnya merah merona, lesung pipinya tersungging terus menerus, bahkan tertawa sekeras itu pun nafasnya belum habis juga.
"Kau yang mencariku?" tanyanya begitu saja.
"Atas dasar apa kau berpikiran seperti itu, hah? Dasar, terlalu percaya dirimu itu memang belum hilang, yah," jawabku terburu-buru.
"Hei, sekian bulan berada di sebelahmu, masih lupa kalau instingku terlalu mudah untuk merasuki jiwamu. Memang pantas dipanggil nenek kok," jawabnya sinis.

Yah, bagaimana juga, ia adalah salah satu dari sekian ribu manusia di dunia yang memiliki insting luar biasa kuat. Diam-diam ia mengerti aku memiliki masalah hanya setelah sepersekian detik melihat wajahku. Ia mengerti kalau senyum yang aku tunjukkan padanya hanya sebagai topeng semata, masih karena sisa-sisa tangisan hari kemarinnya.

"Terserah kamu. Aku tidak berusaha mencarimu, kok" jawabku tak kalah sinis. Ia tersenyum, lantas mendongak ke atas, menatap unggas bersayap lebar yang terbang seenaknya, dari ujung tiang ke tiang lainnya. Bercuit-cuit seakan menyindir perseteruan antara aku, calon nenek-nenek yang pikun sebelum umurnya, dan dia, yang sok tahu melebihi segalanya.

Kau berjalan menjauh.
Dan kini, insting yang terlalu kuat itu berpindah menuju pikiranku. Sepertinya engkau akan pergi, jauh. Jauh sekali.

Ombak bergulung perlahan, menyambangi jari-jari yang bertanding melawan desiran air yang seakan mengajak para pemiliknya untuk terus maju, berjalan menyusuri ombak-ombak tiada tandingannya itu. Nyaris 40 tahun dikenal sebagai destinasi wisata internasional, yang pasti karena keindahan cakrawala saat mentari menutup harinya. Sebuah sore yang sempurna. Beberapa kawan berlari-lari mengejar kawanan yang mencolek-colek pipinya dengan butiran coklat yang menemani air asin itu, sisanya memilih duduk santai, bercakap-cakap dengan mereka yang memamerkan kemolekan tubuhnya, mereka yang mencari kemegahan sinar matahari, walau kendala bahasa masih menjadi raja.

Tiba-tiba sesosok bayangan menutupi panas matahari yang membakar tubuh. Engkau hadir, namun tidak dengan senyum khasmu. Engkau malah menggeser-geser pasir agar menutupi kakiku. Engkau tertawa. Engkau mengulangi hal yang sama berkali-kali, sampai akhirnya aku berlari mengejarmu. Konyol, sepertinya kita sedang berusaha untuk casting film India, berlari-lari mengejar satu sama lain, lalu berhenti, lalu tertawa terbahak-bahak. Diulang berkali-kali, sampai akhirnya lelah untuk terus tertawa.

"Angkatlah kakimu ketika berlari. Masa', kaki hanya untuk jalan saja?" katamu menyindir. Ah, lagi-lagi hobinya nyinyirin orang keluar.
"Aku berlari, hanya lokasinya saja yang salah. Masa aku harus berlari, lalu kakiku terpendam pasir lagi? Enakan juga untuk jalan," balasku. Dan percakapan-percakapan ala peserta lomba debat itu mengalir begitu saja. Sesekali engkau tertawa, lantas berteriak-teriak, lalu tertawa yang kencang. Lalu dengan berapi-api bercerita ini itu, mulai dari letak krayon 48 jenis warna yang ditukar-tukar oleh adikmu, sampai ibumu yang mulai menggoda-godamu dengan ratusan pertanyaan mengenai gadis pujaanmu.

Aku terkesiap. Gadis pujaanmu bukan orang yang asing di sekolah kami. Murid kelas sebelah yang luar biasa aktif, nyaris semua jenis organisasi di sekolah ia ikuti. Bendahara OSIS. Ketua tim modeling. Tim utama basket, futsal, sekaligus voli. Anggota redaksi majalah sekolah. Anggota segala macam organisasi yang berhubungan dengan musik. Dan masih banyak yang lain. Tak heran, ketika akhirnya engkau mendapatkan hatinya, kedudukan melukis sebagai hobi utamamu digusur oleh melihat indah wajahnya. Sepanjang waktu. Mulai dari masuk sekolah, istirahat, hingga pulang sekolah. Kau buatkan folder khusus di komputermu, yang pastinya berisi foto-fotonya, lagu-lagu favoritnya, surat-surat cinta yang tak pernah dijamah oleh matanya, dan kisah-kisahmu bersamanya.

Dan suatu hari, engkau, teman sebangku yang hanya berada di sisiku seminggu sekali, mendadak terdiam. Tak seramai dulu. Tiba-tiba ribuan kosa kata mengenai kisah lamamu engkau gelontarkan begitu saja. Betapa engkau kecewa kalau akhirnya akan seperti ini.
"Ibunya melarang kami bersama. Ia masih berada dalam tahap perkembangan yang luar biasa, dan kalau di ilmu komputer, aku adalah sebuah aplikasi dengan banyak bug yang harus segera di fix, dan kalau perlu ia harus segera mencari newest version dari aku. Kami berbeda keyakinan.." Kau menarik nafas sejenak, lantas melanjutkan lagi sumpah serapah itu. "Hei kamu! Tuhan hanya satu kan? Mengapa alasan Tuhan harus maju duluan?!" Kau berteriak, kencang sekali. Lalu menangis.
Baru kali ini aku melihat ia menangis.

Dan kini, atas nama penasaran, mau tidak mau, hati, mulut, dan otak terpaksa di sinkronisasikan bersama, demi mengucapkan pertanyaan-pertanyaan irasional, yang bahkan dengan mudah akan ditebak begitu saja oleh instingnya sebagai pertanyaan seorang gadis kepada pangeran impiannya.
"Kau.."
"Apa?"
"Masih mencintai ia yang dulu kau puja-puja sebagai gadis paling sempurna dalam hatimu?"
Kau terdiam. Kadang kamu mendongak, kadang kamu menunduk. Sesekali kamu menoleh ke arah mentari yang sedang rapat dengan para awan di angkasa, bertanya kapan rembulan datang.
"Tidak lagi. Tapi kalau ditanya mengenai rasa yang tertinggal, ah.. Banyaklah perasaan yang masih terperangkap dalam namanya. Tiap malam masih ku bertanya, atas dasar apakah Tuhan memisahkan yang pernah dipertemukanNya. Dan kini aku telah menemukan jawabannya," jawabmu gembira. Jantungku berpacu dengan waktu. Jangan, jangan katakan kalau kau telah memiliki newest version dari gadismu itu. Tapi, sekali lagi, perasaan ingin-tahu itu selalu muncul begitu saja tanpa pernah diperintah.

"Malaikatku dulu sudah ditarik Tuhan karena ia tak bisa menjagaku sepenuh waktu. Ia terlalu sibuk memikirkan dirinya. Kini, Ia mengirimiku yang lain. Yang jauh lebih sempurna. Dan mungkin sebentar lagi ia akan menjadi milikku, selamanya." Kamu tersenyum lebar, menoleh kepadaku, tertawa kecil-kecil. Ternyata giginya dikawat.

"Kau akan merestui hubungan kali ini, kan?"
Kalau tadi benda segenggaman tanganku berpacu melawan jarum yang berdentang memutar itu, kini ia berhenti mensuplai darah ke otak. Dunia berputar begitu saja. Kadang berputar ke kiri, lalu balik arah ke kanan. Lalu naik ke atas, dan tiba-tiba dihempaskan ke bawah.

"Pasti. Bahagiakanlah dirimu, kawan," jawabku. Kamu pergi begitu saja.

Senja nyaris menutup hari, entah ia yang terlalu cepat mengunjungi hari ini, atau ia memang sudah lelah. Semburat jingga menyusup ke balik awan di angkasa, sembari mengucapkan sampai jumpa atas kenangan hari ini. Kawan lama berlari menghampiriku, memeluk tubuhku, mengerti aku cukup lelah atas keadaan ini. Ia memelukku sepanjang jalan, dan segala tindakannya mengingatkanku akan dirimu. Kamu pernah memanjakan gadis itu makanan, dan kini kawan lama ini juga melakukan hal yang sama. Hanya hal kecil, namun maknanya meresap.

Dan pikiran mulai beradu argumen dengan hati. Bertanya apakah bisa kami, kawan lamaku dengan diriku bisa kembali seperti dahulu, karena terlalu banyak hal yang pernah kami lakukan, dan kami saling merindu. Jawabannya hanyalah anggukan kepala.
Kami pun tertidur dalam pelukan satu sama lain, walaupun dalam hati menangis, bertanya kemana dirimu kini.



Dua tahun. Dua puluh empat bulan. Tujuh ratus tiga puluh hari. Tatapan matamu tak pernah berubah, hanya kadang bersikap lebih ramah padaku, tapi mendadak dingin. Tapi malam itu, engkau memintaku datang ke rumahmu.
"Menjamu engkau sebagai tamu, sekali waktu engkau harus mencoba masakan ibuku. Terlalu lezat untuk dilewatkan," katamu.

6.30 sore, jalanan memang mulai ramai. Terompet-terompet dengan suara khas bersahutan, bersiap menyambut tahun baru. Ibumu menghidangkan banyak makanan. Mulai dari makanan daerah sampai makanan ujung bumi. Sekitar 12 orang duduk melingkar di meja super-besar ini, tertawa antar satu sama lain. Ia memiliki 3 saudara. Bersama ayah dan ibunya, total 6 orang. Ada kakek-nenek dari orang tuanya, serta seorang wanita muda di sebelahnya. Mungkin inilah gadis yang ia puja itu. Cerita tolol yang diceritakan oleh orang tolol kepada gadis tolol yang mencintainya.

Piring-piring kotor itu kini dirapikan oleh gadis ekor kuda yang tadi duduk di sisinya. Mungkin mereka nyaris menikah. Atau sebentar lagi bertunangan. Yang jelas, gadis itu memang calon menantu yang diidam-idamkan semua ibu dan bapak.

Ia mengajakku keluar. Memandangi hamparan langit malam di puncak gedung sebuah hotel. Ia mulai bercerita, dua tahun terakhir ia meminta maaf tak pernah bisa bersenda gurau bersamaku, ia tengah melanjutkan studi di luar negeri. Menjadi seorang ahli bahasa, mempelajari ratusan manuskrip sastra kuno, menerjemahkan beberapa novel, sekaligus menjadi public speaker. Engkau bercerita mengenai ribuan anak muda yang dengan senang hati hampir setiap hari menjamah buku-buku di perpustakaan, bukan seperti tanah pertiwi, yang mana malah diperbudak oleh ponsel jutaan itu. Engkau terus bercerita layaknya tak ada hari esok.

Namun tiba-tiba engkau terdiam, berhenti sejenak sambil mengambil nafas, panjang sekali. Aku merinding, tak seperti biasanya engkau begini. Penuh perasaan, namun di sisi lain malah terlihat ketakutan. Tepat 135 detik engkau berdiam diri begitu saja.

"Bagaimana kabarmu selama ini?" tanyanya.

"Baik-baik saja," jawabku singkat. Ia hanya berdehem pendek, lalu berjalan lagi. Kembali bercerita mengenai ratusan karya sastra yang ternyata perlahan membuatmu gila, karena hanya demi menceritakan seorang gadis cantik pujaannya, seorang sastrawan membuat puluhan jilid buku, dan engkau, mau tidak mau, harus membaca dan memaknainya satu persatu.

"Lalu aku sadar. Kadang cinta memang tak bisa semudah mematahkan jarak begitu saja. Ada yang harus diperjuangkan, lebih dari sekedar berlari-lari. Apalagi kalau pintunya sudah ditutup. Wah, terlambat," katamu sok puitis.

"Kau tahu alasan mengapa aku sampai pergi kemana mana, kan?" aku mengangguk. Mencari pelampiasan. Cintamu tidak sampai ke tangan orang lain. Apalagi hatinya.
"Suatu malam aku tersadar, wanita yang selama ini aku butuhkan bukan orang yang ada di negara orang. Dia sudah ada selama ini di sisiku, tertawa-tawa bersamaku, menangis bersamaku, yang pasti.. ia selalu ada di sampingku."

Engkau menengadah, menatap langit. Membiarkan air mata itu mengalir perlahan.
Ini kali kedua aku melihat wajahmu bersimbah bulir-bulir air mata.
Lalu engkau mengusapnya begitu saja. Dan tertawa. Terbahak-bahak pula.

"Bagaimana lelaki idamanmu itu? Masih sama seperti dahulu?" tanyamu. Aku menggeleng.
Lelaki itu adalah kamu. Dan sampai detik inipun, engkau tidak menyadarinya.

"Akan kuceritakan setelah engkau selesai bercerita mengenai pujaan hatimu yang terbaru."

Mendengar kisahmu, gadis itu memang sempurna. Dan kemungkinan besar, gadis itu adalah dia yang duduk di sampingmu tadi.
Bagus!
Hari ini kita akan merayakan pedihnya hati, yang sudah digores-gores, lalu ditaburi garam.

"Baiklah, kini giliranmu. Ceritakan padaku."

"Aku tidak ingin muluk-muluk. Semua bahkan sudah selesai sebelum dimulai. Cinta yang belum sempat dijamah itu kini berlari lebih cepat, mungkin karena ia sudah pergi entah kemana saja. Lagipula kemungkinan besar ia telah memiliki tambatan hati. Jadi, ya sudah. Aku akan menyusul kepergiannya dengan kepergianku."

Kamu terdiam. Kurasakan desiran angin malam makin menerpa diri. Aku tidak betah berada di atas sini.
Tapi kau malah menahan tanganku.
Lalu mengecupku, perlahan.
dan tak berkesudahan.

"Aku berharap aku belum terlambat untuk mengejarnya kembali..." katamu. Belum terlambat.
Cukup lama kita berada di sana. Aku bertahan melawan angin, dan engkau menggenggam tanganku erat.
Sampai akhirnya engkau menyadari sebuah cincin bertengger di jari manisku. Engkau tersenyum, namun seperti yang sudah kukatakan tadi, kekuatan instingmu berpindah pada jiwaku. Engkau hanya berpura-pura.

"Sepertinya, kali ini aku terlambat lagi."
Engkau tertawa-tawa keras sekali, amat sangat lebar, sampai akhirnya engkau meninggalkanku begitu saja.

Warna kawat giginya biru muda.


----------

Ngiahahaha draft dari tahun ke-sekian yang baru sempet di post. Terimakasih sudah membaca! :)

Kamis, 23 Mei 2013

die vergangenheit ..


Oh gosh -_____- Liburan ini benar-benar sukses membuat berat badan tetap, tapi bentuk badan mekar kesana kemari seperti kambing liar.
Dan ini baru berjalan beberapa minggu, entah apa jadinya nanti waktu masuk SMA. Iri banget sama mereka yang bisa makan banyak tapi nggak gendut-gendut, sedangkan aku makan banyak dan langsung gendut #pastilah

Apesnya lagi, aku suka ngga sadar kalau sudah layak dan sepantasnya beli seragam buat SMA dengan ukuran 2x lebih BESAR dari ukuran semula. Dan yang terjadi hanya beli baju yang pas dipake di badan. SMP dulu orang tua bisa ikutan bantuin anaknya pilih seragam. Lah SMA kok disuruh masuk sendiri, disuruh  ngukur tanpa orang tua. Oh hell :'

Nggak bisa nggak bisa nggak bisaa!! #kaplokin
Errr hahaha hahaha kenapa jadi tiba-tiba bahas SMA yah -_-

Minggu, 19 Mei 2013

untitled.


Lelaki itu berjalan perlahan. Langkahnya gontai. Kadang kaki kanan yang ia seret, kadang berganti ke pasangannya. Matanya sayu, entah karena menangis, entah karena arak di kedua tangannya.

Ia meneguk arak-arak itu, lagi. Entah sudah ke berapa kalinya. Dan ia kembali ke ujung bar ini, berteriak-teriak meminta puluhan jenis arak yang sama.

Lalu ia meneguknya cepat-cepat, seperti seseorang yang mengalami dehidrasi. Lalu ia tertawa. Kemudian meletakkan botol arak yang ke.. entahlah, mungkin yang ke 26 tersebut dengan keras.

Kepalanya didongakkan ke atas. Kemudian tertawa. Lalu menunduk, dan tertawa lebih keras lagi.

Sayangnya tak ada yang perduli.

Puluhan botol arak itu kini berbaris di hadapan lelaki kekar itu. Sudah tak ada setetes pun yang tersisa di dasar. Kalaupun ada, ia pasti berteriak: "Keluar kamu, dasar pelacur!" lalu meneguknya dengan rakus, seperti tak ingin meninggalkan arak barang setetes pun.

Matanya menyapu ruangan gelap ini. Sudah bisa dipastikan, arak-arak itu sukses menghancurkan penglihatannya. Koordinasi otak takkan pernah berjalan lancar bila alkohol-alkohol yang mengalir ke darah itu ikut berselancar menuju otak. Tebaklah. Ia terjatuh. Lalu tertawa.

Katakan saja ia gila, atau kelainan mental. Maka ia akan tertawa (lagi) dan membanting satu botol arak. Dan bisa dipastikan, ia akan tertawa. Tertawa keras sekali, seperti mendapat lotre satu juta euro, kemudian tidur bersama gadis-gadis pelacur itu.

Tepat pada botol arak ke 30, ia terdiam. Menyodorkan setumpuk uang pada bartender, lalu menyeret kaki-kakinya. Badannya gemetar. Yah, ia .. mabuk. Sepanjang jalan ia meracau. Tertawa haha-hihi lalu berputar-putar seperti balerina. Kabar baiknya, waktu itu sudah pukul 3 pagi. Waktu dimana kota dipastikan 90% sepi-pi-pi.

Mendadak ia tertawa. Tangannya diangkat tinggi-tinggi ke atas, lalu menari-nari. Melompat kesana kemari, menjerit-jerit penuh tenaga.

Sebuah nama meluncur dengan cepat dari bibirnya. Dan terjadi terus menerus. Katakan, ia gila. Lalu ia akan menyebut nama wanita itu, untukmu, 10 kali lebih cepat, sampai semua liurnya berhamburan kemana-mana. Sediakan payung untukmu sendiri.

Sampai pada detik ia lelah. Terjatuh, berguling-guling. Seperti meminta pelukan kepada jalanan malam. Dingin. Takkan ada yang memeluknya selain aspal-aspal itu.

Entah untuk kali ke berapa, ia tertawa lagi. Setiap kali ia berhenti tertawa, tawa selanjutnya lebih keras.
Tidakkah kau lihat .. air matanya mengalir?

Katakan padaku, apakah semua orang yang tertawa adalah orang yang bahagia?

sby, 15/05/13

Senin, 06 Mei 2013

Unforgettable Bali!


Tanggal 1-4 Mei barusan, kami murid kelas 9 SMPK Stella Maris mengadakan tour menuju pulau Dewata alias Bali. What a wonderful moment! Sebelumnya, sekitar tanggal 25  April kami diberi list tempat tujuan dan aturan-aturan serta kelompok selama di Bali. Setelah itu, kami mendapatkan jatah liburan UN, lumayan buat istirahat.. Kemudian tanggal 29 April kami berkumpul di sekolah untuk diberi penjelasan mengenai list yang sudah diberikan sebelumnya.
Dan tibalah saat yang dinanti-nantikan, yup it’s time to go! Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 05.30 (buat aku itu sudah cukup pagi T.T) kami disuruh kumpul di sekolah. Katanya, kami berangkat jam 6 pagi. Nyatanya, kami baru berangkat pukul 06.45. Waktunya terbuang percuma-_-
Sepanjang perjalanan, kami juga sambil wisata kuliner lho. Paginya, kami diberi makan nasi udang kotak Bu Rudy. Tapi, karena punyaku dengan punya beberapa teman sempat aku taruh di atas bis ( bukan di atapnya -_-) jadilah nasi itu ... membeku. Hiks <// 3 #plak
Siangnya, kami berhenti di SPBU daerah Paiton untuk makan. Iya, makan bensin gitu ceritanya *eh. Nggak kok, kami makan di restoran Utama Raya yang kebetulan berada di sebelah SPBU itu. Makanannya lumayan, ada ayam goreng, udang bumbu pedas manis, kemudian ada sop juga, dsb. Setelah kurang lebih 1 jam kami berhenti, akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Sekamir pukul 4 siang kami sudah sampai di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Diatas kapal ferry, kami membunuh waktu dengan cara foto-foto. Yah, walaupun penumpangnya bukan cuma dari SMPK Stella Maris, tapi namanya juga 9E .. Ga bakal bisa diem kalo gak narsis *dilempar buku matematika*
Jam 6 WITA menyambut kami ketika menginjak pulau dewata ini. Kami pun berhenti untuk santap malam (lebih pas disebut makan sore kalo ini—‘) di daerah Negara, Gilimanuk. Antrean cukup panjang, sampai-sampai malas antri disini nih. Makanan yang disediakan kurang lebih sama dengan sebelumnya. Ala prasmanan tapi yang ngambilin pegawai restoran.
Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Perjalanan sudah cukup melelahkan, badan rontok semua, bawaannya pingin pijit. Tapi apa daya, siapa yang mau mijitin? :b
Sekitar pukul 10.00 malam WITA kami sudah tiba di depan Hotel Inna Denpasar. Hotel ini merupakan hotel yang tertua di Bali. Setelah tiba di sana, para ketua kelompok dibagikan kunci kamar hotel, dan bersama kelompoknya masuk ke kamar masing-masing. Hotel ini terbagi menjadi dua bagian, sebagian dapat sebelah kiri jalan, sebagian dapat seberangnya. Nah, ternyata yang sebelah kiri ini jauh lebih kecil, jadilah kamarnya ngepress TT. Sedangkan beberapa teman dapat yang sisi seberangnya, yang 2 kali lebih besar._. Ternyata, walaupun di kertasnya diatur agar kita masuk kamar jam 10 WITA, kami malah keliaran cari makanan. Sate yang nangkring di depan hotel pun jadi korban perut kami..

DAY 1
Hari pertama, kami sarapan di hotel, kemudian dilanjutkan perjalanan menuju pusat oleh-oleh Hawaii. Kami dipandu oleh seorang Tour Guide, namanya I Wayan Sukarsa (baca: Sukarse) atau yang kami panggil Bli Wayan. Orangnya ramah, penjelasannya tentang Bali cukup jelas. Di Hawaii, aku beli 3 kotak kacang Rahayu karena godaan Patrick dan Hadi. Katanya sih, kacang ini cukup terkenal di Bali. Kenapa ga beli kacang Dua Kelinci yang  jadi official kacangnya Madrid ato apa itu? Hehe J Aku juga beli sekotak Pie Susu favorit keluarga dengan harga yang cukup bombastis, 22.500/9 biji, yang berarti harga per biji adalah 2500. What a .. -___-
Perjalanan dilanjutkan menuju Tanjung Benoa untuk watersport. Aku dan sebagian besar teman-teman pergi menuju Pulau Penyu. Harga yang diberikan cukup masuk akal kalau yang naik 10 orang, karena sekali sewa perahu harganya Rp 500.000. Sedangkan untuk masuk ke tempatnya, kami membayar 5.000, katanya untuk melindungi serta merawat penyu-penyu itu. Di sana, kami bisa berfoto ria bersama penyu-penyu yang ada. Selain itu, bisa juga berfoto dengan ular, burung-burung, dan iguana. Kurang lebih setelah satu jam berada di Pulau Penyu, kami pun kembali. Beberapa teman mencoba permainan air, seperti Banana Boat, Jet Ski, dll. Tak berapa lama kami pun beranjak pergi dari Tanjung Benoa menuju Pantai Kuta untuk menikmati sunset.
Di Kuta, banyak teman-teman yang bermain air bersama. Andy, Nancy, Jeannette, Sienny, semuanya milih berbasah-basah ria. Ada juga beberapa yang memberanikan diri berbincang-bincang dengan para Bule. Malah, katanya ada yang bilang kalau salah seorang guru kami minta nomor telfon seorang Bule, wah ada apa ini... Hehehe Jv. Sunset di Kuta ternyata memang benar-benaf fenomenal, sejauh ini..
Sekitar pukul 6 kami pun meninggalkan Pantai Kuta dan menuju ke Rumah Makan Grafika. Disana kami santap malam ala prasmanan-diambilin kaya biasanya. Dengan perasaan yang super duper random karena habis mengalami best moment #eh :3 Beberapa anak pergi ke “Krisna” untuk membeli beberapa oleh-oleh, karena letaknya persis di dalam Grafika. Selama makan malam, kami dihibur oleh Live Music dari seorang penyanyi yang-ga-tau-namanya.
Setelah itu, kamipun bergegas kembali ke hotel. Karena masih tersisa banyak waktu luang, kamipun saling pergi ke kamar teman-teman. Aku pergi ke hotel seberang, lumayan buat sidak kamar orang, mungkin ada makanan nganggur.. Hehe : )))

DAY 2
Pagi-pagi sekali, kami breakfast di hotel sekitar pukul 7 WITA. Setelah itu, kami juga berfoto ria di halaman tengah hotel bersama kelas masing-masing. Tak lama kemudian kami segera bergegas pergi menuju daerah Batubulan untuk menyaksikan pertunjukan Tari Barong. Ternyata, tempat yang dituju memang dihadiri banyak turis mancanegara. Kami diberikan secarik kertas mengenai sinopsis Tari Barong, karena di dalam tarian tersebut bahasa yang digunakan adalah bahasa bali, yang mana nggak ada yang tau sama sekali gimana cara bicaranya -_-
Setelah itu kami pergi ke Bedugul, tepatnya di Danau Beratan. Objek wisata yang cukup terkenal ini amit-amit dinginnya -_- Aku dan beberapa teman memilih untuk mencoba naik speedboat mengitari Danau Beratan. Selain itu, kami juga berfoto ria disana.
Tak lama di Bedugul, kami segera pergi untuk menuju ke Tanah Lot, lagi-lagi untuk menikmati sunset. Pemandangan luar biasa indah disajikan untuk kami, nggak ada salahnya kalau kalian mencoba untuk melihat sunset di Tanah Lot, nggak kalah sama Kuta, lho :3
Ternyata Tanah Lot merupakan tujuan wisata terakhir kami selama di Bali. Sepulang dari Tanah Lot kami segera menuju ke Pelabuhan Gilimanuk. Kami tiba di Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 11 malam waktu Bali. Perjalanan ternyata cukup lancar, karena sesuai jadwal yang telah diberikan, kami tiba di Surabaya pukul 5.30. Walaupun hanya 2 hari, tapi semua memberikan kenangan indah.
Thanks Bali!!


Some pics of Bali~ 

at turtle island, bali. 


kuta beach

at beratan lake

hadi- at tanah lot

one more from turtle island. 



this is the biggest o turn in indonesian :D 
our tour guide call it simpang dewaruci, but some people call it simpang siur ( too many turn..)

Jumat, 19 April 2013

This Means War!!

D-2 for Junior High School National Examination. Hiks.

Hola everybody!! Long time no see~ Memang bulan ini lagi super-super sibuk, dikarenakan persiapan ujian nasional. Setiap hari ketemu Rambut Trapesium tres-emme itu, but she thought me that math is lovable. :')

Selama sebulan ini, kita kelas 9-E lagi rajin-rajinnya digencet sama pelajaran Mat, IPA, BIndo dan BIng. Setiap hari men, setiap hari T^T

Kebetulan hari ini libur, jadi aku free menjelang ujian :D Kepsek yang baru bener-bener pengertian, jadi dibolehin libur deh

Nggak banyak yang bisa aku tulis hari ini, tapi boleh dong minta satu permintaan? Kalau misalnya selama ini aku ada banyak salah, mohon dimaafkan, semoga yang Di Atas melindungi kita semua, dan juga mohon doanya buat UN 2013 :D

NB: Yang di Klampis, boleh minta peluk? Kangen..

Sabtu, 06 April 2013

April.

Well, 4th month of the year was already arrived. Time goes so fast, padahal sense of new year masih terasa.
Dan hari menjelang ujian nasional pun perlahan berusaha mencekik; dan semakin kuat. Tekanan rambut trapesium sukses membuat saya semakin gila -_-

Nothing special here, lagi ga mood update apa-apa, semua ide yang kemarin ngalir dengan lancar ternyata ngga guna.

Last, design updated, sorry kalo jelek, i'm in love with galaxy ~

Gee! bunch of love xoxo :3

Minggu, 17 Februari 2013

Get Set, Go!

Dalam hitungan jam, hidupku akan mulai di press dengan seabreg kegiatan sinting penambah nilai ( well, aku sungguh berharap itu bisa nambah nilai) .

#np: Killing Me Softly With This Uprak - Jane

Sampai saat postingan ini diturunin, ngga ada persiapan matang sedikitpun dari mata pelajaran matapun. Tuhan, saya belum siap perang, tapi udah siap mati.

Rabu, 13 Februari 2013

Happy Valentine Day!

Ngga selamanya Valentine Day bakal jadi Vallowen day bagi para jomblo. Yeah Imma jomblo and I'm proud of it.
Sama seperti tahun lalu, saya masih dengan santainya menunggu orang yang sama, Bwahahaha >:)

Valentine tahun ini, diisi dengan ngepost di lab komputer, pengisian kilat, ngga tau mutu apa nggak. Yang jelas, jomblo itu ngga selamanya stress ketika lagi Valday. It's much better cause I'm not in a relationship with worse person anymore. B-)


Buat para jomblo dan pembaca loyal *uhuk, ini ada free chocolate yang bisa dinikmati via dunia maya. Biasanya jomblo kan ngga dapet coklat. *uhuk
 

Chocochoco! :)  

Delicious~

Dan salah satu hal yang membahagiakan dari Valentine Day tahun ini adalah ucapan happy valday dari *ehem. Ich liebe dich :)
Dan

Kalau mau tau ceritanya, silahkan follow @GJane_, request folback, aku bakal jawab semuanyaaa :))


Hari gini biasanya aku bisa ngepost sepanjang ngiler tadi malem, tapi karena uang saku ngga memadai.. (jangan tanya angpao. plis deh ah.) jadilah kegiatan setiap nge-blog adalah nulis dengan ajang numpang qaqa! 

Sebentar, lagi mikir mau nulis apa ..... -___________________-

Habis baca blog temen. Yang pasti kita jomblo karena mami flora benar-benar tidak mengizinkan kita untuk berpacaran ... Yeah ofcourse karena dia sendiri juga. -_-v 

Baru nyadar kalau blog ini butuh perubahan. Secepatnya. Masalahnya, harus diubah gimana? Sekalinya diganti aku juga ngga tau diganti design apa .. 
Ada saran buat bantu ? hihi :)) 
Last, Happy Valentine Day cumun-cumun ~ 

Rabu, 30 Januari 2013

Hit Me in Ten Seconds


Kalau di pelajaran B. Indo, yang namanya "judul" mencerminkan apa isi dari karangan tersebut. Kali ini, judul diatas ngga bakal mencerminkan isi apapun dari post ini. Loh, kenapa? Trus kenapa ngga cari judul yang cocok sama isinya aja?

Alasannya simpel sih... Tadi waktu tidur siang, lagi kepikiran ngasi judul apa. Eh munculnya kata-kata "Hit Me." Aku juga ga tau siapa yang mau di'bogem,' tapi yaudah deh .. Lagian kalo judul ngga mencerminkan isinya, kan bisa jadi kalian mbaca isinya secara lengkap #modus #pastinggakdibaca #maksa #pakebanget.
Kalau kalian penasaran what happen dengan last first month in 2013 ini, yang mbaca ta jamin nggak bakal memberikan reaksi apa-apa. #random ..

Ini semua adalah efek yang lumayan ngejleb dari reaksi sebuah 'bogeman' yang seharusnya udah ditonjokin dari dulu. Entah otakku yang ngga sinkron sama hati, atau memang dasarnya aku memang ngotot'an.
Masih inget kan, bulan lalu aku sempet nulis kalau aku ada problem sama 'ehem'.. Setelah ini no more boys, guys! Ternyata memang aku ngga pantes punya pacar *pukpuk. Pergelutan batin selama sebulan dimenangkan oleh sebuah taruhan yang sebenernya cuma buat meyakinkan diri sendiri. Whatta WOW.

Acara putus-memutus ini banyak memberikan pelajaran yang maha-cetar. Diantaranya ..
1. Kalo kita ngotot sama hal yang bener-bener ngga perlu untuk diperjuangin, hal yang kalian dapet itu nggak ada gunanya. Useless. Malah rugi sendiri.
2. Punya pacar itu NGGAK selamanya ENAK!! Nggak bisa mention temen deket sendiri. Dikirain mau nge-deketin lagi. Aduh ngga deh. Itu udah masa lalu. #curhatlagi #laludigamparpakeCPU
3. We are YOUNG! Kita ini masih mudaaaaaaaa~~~ banget. Inget, muda pake banget. Umur segini itu pantesnya menggalaukan "NILAI ULANGAN," bukan pacar. Inget, bukan PACAR. Pacar itu bakal dateng kalau nilai kita bisa cepek-cepek-cepek-cepek sampe matek. Tapi, ati-ati ... kalo yang datang ternyata laki-laki numpang famous? Tinggal aja deh. Biar mati sekalian kalo perlu.
4. Kebahagiaan bersama sahabat itu nggak akan tergantikan. Yup, selama 1 bulan ini, ternyata penyebab renggangnya hubungan dengan teman ya gara-gara problem asli-ngga-penting-banget ini. So, jangan merelakan persahabatan kalian cuma buat lelaki ( ataupun perempuan ) yang gapunya harga diri #sarcasmmode.
5. Dan seterusnya. Terlalu banyak hal baik yang ternyata patut untuk disyukuri.


Nah, pasti ada seenggaknya yang penasaran "KENAPA DIPUTUSIN?"
Sebenernya pada sadar ngga sih, kalau yang namanya "pacar" itu ngga selamanya bakal punya good side? Sepanjang sejarah pacaran, semua mantan *uhuk* pasti memiliki dark side. Memang sih, ada satu yang mendekati flawless. Dan sampai sekarang malah jadi best friend(:
"Seorang sahabat bisa jadi pacar, tapi nggak semua pacar bisa jadi sahabat." This is one of some quotes that I like the most. Beneran, ternyata jarang banget ada mantan yang saling bersahabat. Udah pernah pacaran empat kali ( ngga usah kaget.. ) yang jadi sahabat tiga orang. Yang satu whatever. I dont care. The last one ini memang agak.. yuknowlaa..

Dan satu hal yang lain, aslinya mau aku tulis hari Minggu lalu.. Gara-gara "males mode" lagi dinyalain, kerjaanku ya tidur-bbman dan terus berputar pada siklus itu. Who the hell didn't know St Louis 1 Surabaya? Sekolah prestisius ini bener-bener awesome! Nah, impianku selama 8 taun terakhir ini ya mencoba masuk ke SMA St Louis 1. Dan ketika udah menginjak kelas 9, baru sadar kalau teman-teman semua juga pingin masuk sana, aku langsung ngga pede #digampar. Entah mengapa, pikiran sempat tergelitik dengan kata "terkalahkan." Yep, aku takut dikalahkan oleh teman sendiri. We are an enemy now. Semua berusaha untuk masuk ke sebuah tempat yang sendirinya ngga mungkin nerima anak biasa-biasa aja. Dan dengan didasari doktrin tersebut, aku mulai nggak PD sama diri sendiri. Padahal, daridulu yang namanya test ( dimanapun itu ), aku ngga akan pernah les. Sepanjang hidupku, les yang pernah kujalani ya cuma les piano sama mandarin. Dan demi Sinlui, uang 400 ribu melayang untuk les. LES MATEMATIKA. Hell. Enakan uangnya ta pake makan. *tepok-tepok perut.*

Senin lalu, tanggal 28 Januari bisa dibilang hari yang amat-sangat bersejarah. Yang pastinya kalau ngga aku tulis di blog, pada masa tuaku nanti aku lupa, apa yang terjadi. That's why i love blog :)  Nah, i tell you now. Pengumuman sinlui (japres/jamum) semua pada 28jan ini. Waktu masuk kelas, yang nampak tegang ya cuma temen-temen yang mau masuk sinlui. Andy, Patrick, Erlina dan aku adalah yang paling heboh. Setiap kali liat jam, pada berhitung. "Jane, 4 jam lagi nee~" kata Andy. Dieng! Ngapain juga diitungi, neng?

Dan waktu pun berlalu. Tiba-tiba, jam menunjukkan pukul 11.30. Kali ini, aku yang teriak-teriak. "WOI, setengah jam lagi!!!" Andy sama Patrick udah nunjukkin tingkah yang ga enak, kaya cacing kepanasan. Untung, mereka semua udah lupa fokus sama sinlui gara-gara persiapan praktek bindo. Tiba-tiba .. "LOHHH!! JAM DUABELAS NE!! JAM DUA BELAS!! Ngaaaaa aaa~" teriakan semacam itu dikeluarin sama duo koko-meme. Si Patrick ketawa-ketawa, Andy teriak-teriak. Njir, ikutan heboh dah. Kita jadi kaya orang yang kebelet pulang pas pelajaran matematika. Entah apa yang ada di pikiran mama flora.

Begitu bel pulang, Andy sama Patrick langsung lari secepat-cepatnya (dan pastinya Andy ga sadar kalau larinya dia itu bisa bikin hancur lantai 2 sekolahnya) ke ruang komputer. Artinya, eike ditinggal.  Ngga mau dikira hopeless sama sinlui, ikutan lari dah aku. Dan untungnya, itu sekolah ngga hancur. Aku taruh tas di ruang bindo dulu ( soalnya kan bimbel -- ) dan sempet ditanyain sama temen-temen, siap apa nggak. Siap, siap banget. Dan aku sempet juga ngomong sama si Elnia (yang tahu gimana hubunganku sama 'ehem.') Aku bilang sama dia, kalau sampai aku keterima di sinlui, i will  break up with my boy. Sejujurnya, itu cuma meyakinkan diri kalau memang kita udah harusnya putus. Tapi sendirinya masih ada sedikit rasa, ya gimance cyin~

Sampainya di lab komputer, aku sempet liat si Andy mukul-mukul Patrick. Patrick yang notabene termasuk skinny boy dipukulin sama si big boss? Aduhduh .. Jadi apa dia .. #lupafokus. Aku pun langsung lari masuk ke lab, kevin juga udah nunjukkin muka-muka tegang. "JANE! Gimana ini!!" sambil mukul-mukul juga. Kenapa cowok-cowok jaman sekarang hobinya mukulin cewek sih? Mau latian tinju ngga usah mukul tangan yang memang gede gini juga deh -_-. Oke, back to topic. Dia pukulin aku terus, sampai akhirnya aku teriakin, "IYAIYA! Aku juga gatau aku keterima apa ngga! Mbo pikir aku ini pinter tah?!" Dia pun diam. Baguslah. Dia tau aku kalo marah kaya gunung meletus soalnya.

Dengan wajah yang pada ketakutan, kita berdelapan mengerumuni 2 komputer. Aku yang cuma dikerumuni sama 2 orang, lumayan stress. Komputer sebelah udah mbuka daftarnya, sedangkan aku saking gemetaran sampai bingung mau ngetik apa. Sebelah udah teriak bilang "Patrick keterima! Erlina juga!" Makin stress deh. Dengan segenap jiwa dan akal budi, akhirnya aku buka daftar yang keterima di jalur prestasi. Mencari dimana nomor keramat itu. Yang terjadi? Namaku ngga ada. Aku langsung teriak, "kelihatannya aku ngga keterima deh." Mereka pun langsung bilang, "seriusan nih?" Aku diem aja. Muka udah nunjukin siap mati.

Dan reflek pun bilang, ayo cari di jalur umum. Aku buka list jalur umum, ngga ada pula namaku. Badan seketika lemes. Apa memang bener aku ngga keterima? Mata pun sekali lagi ngecek, lupa kalau lajur kanan belum di cek .. Then le me tell you, NAMAKU ADA! Aku langsung teriak-teriak "Aku diterima!! Aku diterima!!" sambil melukin 2 orang cewek. Well, aslinya aku lupa mereka siapa. Eva kalo ngga salah. Oke, lewat.

Sampai di rumah, aku langsung ingat. Sebuah janji adalah janji. Yang pastinya harus dilaksanakan. Dengan berat hati, aku mulai nulis di twitter ... "Aku ngga mbelot sama janjiku. Kalau aku sudah janji, I will show it that it's true." Aku langsung BBM, dan dirinya ngga ngelawan sama sekali. Satu hal yang baru aku sadari, ternyata dia memang gengsi kalau suruh mutusin cewek. Tahu gini aku sakitin dia dulu biar dia yang mutusin aku. Lebih bahagia -_-

Dan akhirnya aku sadar kalau hari akan selalu lebih indah kalau kita melakukan segalanya dengan hati. Di satu sisi, aku sadar kalau orang yang benar-benar aku sayangi ya cuma satu. Mau pacaran sama beratus-ratus orang, masih aja satu orang itu yang sanggup bikin aku bahagia cuma dengan satu kata. I think there'll nobody can replace him. Yup, he's irreplaceable. Sampai detik ini, belum ada orang yang sukses menggantikannya. Kalau saja, ada yang bisa menggantikannya, itu pun ngga mungkin 100%.

Udah deh, acara galau itu sudah ngga ada lagi dalam kamus hidupku. Kita hidup, sekali lagi KITA MUDA! Sekarang, silahkan tonjok aku. Kuberi waktu 10 detik, karena aku tak perduli bila aku tiada lagi, aku pergi dengan kebahagiaan luar biasa.


(btw, kalo ada logo-logo gajelas lagi, tolong dicuekin. Eike juga gatau dia kluar dari mana. )

Jumat, 04 Januari 2013

Something That Can't Be Handle By Myself


Sekarang, hidup rasanya seakan dipegang di tangan orang lain.
Jujur aja, masih punya keinginan yang luar biasa besar buat ngatur jalan hidup. Maksudnya, ya aku sebagai sutradara, sebagai aktor, penata cahaya, penari latar ato apalah (?)
Tapi kenapa seakan-akan saya aktor yang ngga tau .. ini cerita horor, komedi atau apaan?

Sialnya lagi, kenapa harus pake wanti-wanti "Liat aja nanti." Geez.
Okay, ini blog aku. Mo cerita gini-gitu whatever i want kan ... ?
*ambil nafas* *buang lewat lubang terbawah .. * PRET.

Kamis, 03 Januari 2013

Back To Reality.

*setel lagu Paradise - Coldplay*
Posting pertama di tahun yang baru. Masih fresh banget.
Inilah hari Kamis rasa Senin. Habis kembali ke realita ..

Yup, selama 5 hari terakhir berasa kaya di surga. Ngerasain Bali yang full-of-Bule itu heaven parah.
Cuci mata banget *o* Melupakan segala problem ( termasuk ranking jahanam itu ), dan of course lupa kalo lagi ada masalah sama pacar. Walaupun akhirnya sampe sini harus inget - inget lagi '_')9

Dan ketika akhirnya harus naik kapal u/ otw pulang ke Surabaya, badan berasa dihempas dari langit ke bumi, sambil diteriakin "WOI! Lo itu HIDUP bukan buat enak-enakan!" Oke, ini krik .