Kamis, 05 Desember 2013

What's Maturity?

Kedewasaan .. Suatu kata yang seringkali kita dengar. Entah dipandang dari sisi sebelah mana, fisik ataukah sikap. Orang-orang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Entah dari umur, jenjang pendidikan yang menginjak 'sekolah-menengah,' tingkah laku, bahkan sampai sekedar tinggi badan yang mulai bisa menyentuh pencetan lift lantai teratas, walaupun harus jinjit-jinjit ga jelas.

Semua sudut pandang tentang kedewasaan memberikan efek yang berbeda-beda.Bagaimana kita memandang kedewasaan orang lain, juga merupakan suatu bukti mengenai kedewasaan kita. Bagaimana kita menilai orang, memberikan saran-saran, mendengarkan keluh kesah, mengambil makna suatu kejadian. Yup, beberapa hal itu menunjukkan bagaimana sikap kita sebagai orang 'dewasa'.

Sebuah percakapan kecil mengenai kedewasaan sempat beberapa kali mengusik pikiranku. Suatu kali, seseorang mengatakan bahwa aku cukup dewasa, karena seringkali membantunya mendengarkan kisah kemudian memberikan saran-saran, walaupun rok masih warna biru tua. Dan kali lain, seseorang mengatakan aku sudah dewasa untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan keputusanku, bukan lagi bergantung pada orang lain, karena warna rok sudah berganti menjadi abuabu.

The point is, dari sisi mana aku harus menilai mana yang baik dan benar?

Hal ini terus mengusikku, sampai suatu saat aku sadar, kedewasaan hanya berdasarkan sudut pandang kita sendiri. Kita menjadi amat-sangat merasa 'dewasa' ketika mampu menyikapi berbagai masalah, meng-handle nya lalu menaklukannya, menjadi seseorang yang mau didengarkan khalayak ramai. Dan kedewasaan itu berubah menjadi tingkah laku kekanak-kanakan ketika apa yang kita lakukan terasa bodoh, tidak berguna, menyebalkan layaknya anak kecil. Tapi sedikit orang yang merasa dirinya kekanak-kanakan pada saat ia melakukan tindakannya. Sampai suatu saat ia menyadari mengapa tingkah lakunya pantas dibilang 'bocah'.

Bagaimana bila membuktikan kedewasaan dengan meninjau kasus milik anggota dewan yang menutupi pelat merah dengan warna hitam? Apakah tindakan tersebut bisa dibilang 'cukup dewasa'? Apakah kita, sebagai rakyat yang memilih mereka menjadi wakil kita ternyata tidak cukup dewasa Bagaimana dengan seseorang yang lebih memilih menangis sendirian daripada mengungkapkannya sendiri? Apakah ia cukup dewasa karena membiarkan masalahnya dipegang sendiri, atau ternyata ia sangat kekanak-kanakan karena ia memilih menangis bombay seperti anak kecil?
Yap, inilah mengapa sudut pandang dan kedewasaan kita juga perlu dipertanyakan.

Hidup masa ini, ternyata menuntut banyak orang untuk menjadi pribadi yang benar-benar matang. Beberapa orang berusaha mendongkrak kedewasaannya habis-habisan. Berusaha tampil layaknya mahluk metropolitan, menjadi pribadi yang tidak peduli akan satu sama lain karena merasa urusannya jauh lebih berat daripada milik orang lain, menjadi orang yang kelihatan tegar dimanamana, dan berusaha membuat orang berkata, 'wah kamu sudah cukup dewasa, ternyata.' Apakah menjadikan diri kita dewasa sebelum waktunya, merupakan pilihan yang tepat?

Kedewasaan .. Sesuatu yang kadang perlu kita pertanyakan, pertama bagi diri sendiri, lalu mulai menimbang-nimbang milik orang lain

What's Maturity?

Kedewasaan .. Suatu kata yang seringkali kita dengar. Entah dipandang dari sisi sebelah mana, fisik ataukah sikap. Orang-orang memiliki tolak ukur yang berbeda-beda. Entah dari umur, jenjang pendidikan yang menginjak 'sekolah-menengah,' tingkah laku, bahkan sampai sekedar tinggi badan yang mulai bisa menyentuh pencetan lift lantai teratas, walaupun harus jinjit-jinjit ga jelas.

Semua sudut pandang tentang kedewasaan memberikan efek yang berbeda-beda.Bagaimana kita memandang kedewasaan orang lain, juga merupakan suatu bukti mengenai kedewasaan kita. Bagaimana kita menilai orang, memberikan saran-saran, mendengarkan keluh kesah, mengambil makna suatu kejadian. Yup, beberapa hal itu menunjukkan bagaimana sikap kita sebagai orang 'dewasa'.

Sebuah percakapan kecil mengenai kedewasaan sempat beberapa kali mengusik pikiranku. Suatu kali, seseorang mengatakan bahwa aku cukup dewasa, karena seringkali membantunya mendengarkan kisah kemudian memberikan saran-saran, walaupun rok masih warna biru tua. Dan kali lain, seseorang mengatakan aku sudah dewasa untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan keputusanku, bukan lagi bergantung pada orang lain, karena warna rok sudah berganti menjadi abuabu.

The point is, dari sisi mana aku harus menilai mana yang baik dan benar?

Hal ini terus mengusikku, sampai suatu saat aku sadar, kedewasaan hanya berdasarkan sudut pandang kita sendiri. Kita menjadi amat-sangat merasa 'dewasa' ketika mampu menyikapi berbagai masalah, meng-handle nya lalu menaklukannya, menjadi seseorang yang mau didengarkan khalayak ramai. Dan kedewasaan itu berubah menjadi tingkah laku kekanak-kanakan ketika apa yang kita lakukan terasa bodoh, tidak berguna, menyebalkan layaknya anak kecil. Tapi sedikit orang yang merasa dirinya kekanak-kanakan pada saat ia melakukan tindakannya. Sampai suatu saat ia menyadari mengapa tingkah lakunya pantas dibilang 'bocah'.

Bagaimana bila membuktikan kedewasaan dengan meninjau kasus milik anggota dewan yang menutupi pelat merah dengan warna hitam? Apakah tindakan tersebut bisa dibilang 'cukup dewasa'? Apakah kita, sebagai rakyat yang memilih mereka menjadi wakil kita ternyata tidak cukup dewasa Bagaimana dengan seseorang yang lebih memilih menangis sendirian daripada mengungkapkannya sendiri? Apakah ia cukup dewasa karena membiarkan masalahnya dipegang sendiri, atau ternyata ia sangat kekanak-kanakan karena ia memilih menangis bombay seperti anak kecil?
Yap, inilah mengapa sudut pandang dan kedewasaan kita juga perlu dipertanyakan.

Hidup masa ini, ternyata menuntut banyak orang untuk menjadi pribadi yang benar-benar matang. Beberapa orang berusaha mendongkrak kedewasaannya habis-habisan. Berusaha tampil layaknya mahluk metropolitan, menjadi pribadi yang tidak peduli akan satu sama lain karena merasa urusannya jauh lebih berat daripada milik orang lain, menjadi orang yang kelihatan tegar dimanamana, dan berusaha membuat orang berkata, 'wah kamu sudah cukup dewasa, ternyata.' Apakah menjadikan diri kita dewasa sebelum waktunya, merupakan pilihan yang tepat?

Kedewasaan .. Sesuatu yang kadang perlu kita pertanyakan, pertama bagi diri sendiri, lalu mulai menimbang-nimbang milik orang lain