Jumat, 02 Mei 2014

Mainan Rusak

Jaman kita kecil dulu, enggak lengkap rasanya kalo ga pegang mainan. Yah, makanya aja ada julukan 'MKKB' alias masa kecil kurang bahagia, biasanya sih dibuat julukan ke orang yang udah gede, tapi hobinya main aja.
Nah, namanya juga anak kecil, diserahi mainan juga bakalan rusak, kan? Sebagian orang tua memilih memperbaikinya, walaupun sebagian memilih menyimpannya di gudang.
Suatu hal yang sudah pernah kita perbaiki, pastinya kualitasnya tidaklah sama seperti kalo kita beli baru. Secara fisik, mungkin ada sedikit cecel, baik terlihat maupun tidak. Bayangkan kalo kita memakai mainan yang sama untuk berkali-kali, lalu merusaknya lagi, dibenerin lagi, rusak lagi, begitu seterusnya sampai akhirnya mainan itu benar-benar sudah ga bisa dibuat mainan, dan ga layak disebut 'mainan'.

Sama seperti hal-hal di dunia ini, terlebih yang namanya dengan hubungan dengan seseorang. Berulang kali kita berusaha memperbaiki, kemudian berpura-pura semuanya sama seperti baru, kenyataannya?
Dan semakin lama, ketika mainan itu semakin rusak, akhirnya kita  memilih untuk membuangnya.. Disitulah kita sadar bahwa sudah dari awal harusnya paham bahwa banyak hal yang tak mampu kita perbaiki sendiri.
Sama seperti anak kecil, kebanyakan orang dewasa juga bisa merusak 'perasaan', dan membuangnya begitu saja, seperti lupa bahwa mainan itu pernah memberinya kenangan-kenangan bahagia. Bahkan kepada Tuhannya sendiri, mungkin itulah yang mereka lakukan.