Jumat, 22 Agustus 2014

1 Bulan Pertama di MIA.

Enggak banyak hal yang bisa dicuap-cuap untuk sekarang, yang pasti isinya berkisar antara belajar dan ledakan mendadak. Dan tujuan post ini, seperti biasa, curhat. Biar bisa jadi refleksi buat kapan-kapan.

1 bulan pertama.. 
Kelihatannya indah. 
Dan kelihatan kalo kebaikan itu cuma buat nutup-nutupi borok di kelas. Sampai detik ini, aku belum nemu temen deket yang bisa diajak curhat ato ngomong-ngomong. Karma, I guess? Semuanya individual banget. Apa emang anak IPA otaknya cuma buat mikiri mafia, sih? 

1 bulan pertama..
Aku mulai bingung minta bantuan.
Helplessly hoping. Minta tolong sana-sini cuma buat ajarin SPU dan jawabannya seragam."Aku juga ga bisa". Kalo ulangan lu semua dapet 80++, niscaya kutukan mesir menjalar pada dirimu. 

1 bulan pertama..
Enggak seenak kelas 10. 
Dimana aku bisa ngikutin pelajaran dengan mudah dan cepat. Otakku masih suitable buat ngikutin semua gaya hidup di kelas 10. Tapi di kelas 11, semuanya kaya bikin kelompok-kelompok kecil yang (bagusnya) ga terlalu keliatan. Tapi aku kerasa, karena selalu feel alone tiap kali duduk di kelas. Pertama, disuruh switch. Terus dituker sama anak exchange. Terus sendirian. Bagus. 

1 bulan pertama..
Praktikumnya sialan semua. 
Aku enggak tahu gimana caranya menjalani sisa 3 praktikum di semester 1 dengan keadaan otak yang ga memadai. Sampai detik ini aku masih ga ngerti kenapa aku bisa masuk MIA dengan modal nilai pas-pasan (fisika 76 dengan bantuan bapak guru, matematika 77 juga dengan bantuan bapak guru) 

1 bulan pertama..
Kayaknya sudah cukup memberikan gambaran untuk 2 tahun ke depan. Semoga kepalaku masih mau nempel sama lehernya karena aku sudah enggak sanggup nahan migrain tiap hari. 

p.s: aku bener-bener udah nggak sanggup. tolong, siapapun yang baca, gimana caranya nempelin kepala ke leher? 

Sabtu, 16 Agustus 2014

Hitam di atas Putih.

Aku benci momen-momen dimana harummu adalah satu-satunya aroma yang membekas dan mengisi setiap ruang di dadaku
Dan setiap embusan nafas yang kudengar lembut, menjadi hal terakhir yang kudengar sebelum aku terlelap.
Lalu terbangun dan tersadar bagaimana mungkin kamu akan datang
Ketika kamu menjadi orang pertama yang pergi.

Aku benci ketika merindukanmu sama.pedihnya seperti pecandu yang sedang sakau
Dan sekali kau berbalik, aku melihat tanganmu menggenggam silet yang menggores perlahan-lahan
tepat
di
nadiku.

Aku benci ketika aku tahu bahwa mengejar bayangan sama lelahnya seperti mengejarmu
Dan ketika aku mampu menyentuh gelapmu, cahaya malah mendekapku
Sambil berkata,
"Ia sudah tiada."

Aku benci semua ini.
Karena setiap kali aku bertanya
"Apa itu cinta"
Engkau selalu menjawab
"Cinta adalah kita"

ketika engkau sendiri berdiri membayangiku
dan menjadi yang tak tersentuh.

(16/08/14, 23.49)

Sabtu, 02 Agustus 2014

Hell yeah.

Yah, lagi-lagi jam segini masih melek. FMI aka for my info (karena ujung-ujungnya yang baca curhatan ini juga aku sendiri), sekarang udah jam 4.21 pagi. Masjid udah mengumandangkan adzan subuh. Ketika orang-orang pada bangun, aku belum tidur.

Miris.
Jam tidurku emang udah mirip kelelawar, sampai ada yang panggil aku kalong. Huhuhu, sedih sih cuma apa boleh buat, kenyataannya jam tidurku emang hancur banget.

Sama dengan jam tidurku, keadaan 'jiwa' ini (ciyeilaa..) juga lagi berantakan. Sama kaya dede bayi yang mudik, trus di rumah neneknya ngebawa toples isi kacang kuaci trus dikocok-kocok. Masuh bagus toples plastik, paling cuma peyok. Lah kalo kaca ...ambyar beserta isinya.

Dan yang terjadi sekarang, kacanya pecah. Untung ada toples baru, jadi kuaci yang bisa diselamatkan langsung dievakuasi (HAHAHA). Dengan wadah yang baru, penyesuaian baru lagi. Sampai pada akhirnya, setahun berlalu, lebaran datang lagi. Dede bayi yang masih sama nakalnya ngambil lagi toples barunya. Dikocok-kocok lagi, dan pecah lagi. Tjakep.

Sebenernya aku gatau apa hubungan kuaci sama aku, aku cuma tau kuaci itu perlu toples.
Mungkin juga sama hati ini, perlu ada yang 'membungkus'. Yah, kalo ga ada toples, minimal tas kresek juga boleh. Sayangnya, semakin mahal semakin rapuh. Atau arti lainnya, makin cinta makin gampang patah hati. Toples kaca mahak harganya, beda sama tas kresek yg kayak jamur, dimana-mana ada.
Hati ini juga perlu wadah, dimana wadah ini bisa melindungi, menjaga. Manakala wadah ini 'pecah', kuaci bisa ambyar kemana-mana.

Hal ini cukup menjelaskan, bukan? Kalau kamu berusaha menjadi toples seseorang, jadilah toples yg kuat. Kalau dari kaca, senantiasa berhati-hatilah. Jangan sampai engkau meremukkan dirimu, karena dijamin kuaci di dalamnya juga ikutan berantakan.

And hell, yeah. I think I'm in love with you, and now I just sink into your glass jar. Hoping you won't break it easily. Bcs I've found that it was really nice to stay in there..

ps: Semoga kamu paham maksudnya. Inggrisku terlalu jelek, cocok jadi rapper. (iykwim)

Jumat, 01 Agustus 2014

girly things

yayy so i was updating my blog background patterns, i got it from random search and get this link --> http://www.patterncooler.com

at this point i feel so GIRLY huhu it's not so me but time after time, i prefer skirt rather than shorts.
anyway, happy eid holiday! sorry for the short post, i'm on my holiday @malang. Now i'm staying at (or on?) ibis style hotel malang. let you guys having nice holidayyyyyyy
loving y'all to the moon and back.

xx
jane