Jumat, 02 Agustus 2013

JHS vs SHS, best rivals!

Hawloo buddies! Kembali lagi di acara ga jelas-apa-bentuknya bersama saya yang selalu random! Sebenernya pengen nyoba nulis cerpen (mm yang kemarin itu cerpen apa curhatan ga jelas sih?) dengan menerapkan tips&trick dari Bu Yohana. Sayangnya ide lagi mampet, lagi 'belom' galau masalah sepele yang bikin nangis bombay seperti biasanya, belom nemu novel se-memukau milik ci @winnaefendi (geez ai, refrain, remember when, unforgettable and melbourne makes me cry, seriously. )
Okelah, sebelom aku nulis hal gajelas lagi, lebih baik saran-saran dari Bu Yohana ditulis dulu..



Cara menulis cerpen yang simpel dan menarik
1. Bikin diksi yang menggigit.
Sebagai contoh....

"Momen dimana pada suatu ketika, listrik statis yang berubah menjadi aliran listrik tegangan tinggi itu berusaha melewati neuron-neuron otakku secara mendadak." - notepad 5.txt yang belom selesai jadi cerpen.
padahal intinya aku cuma mau ngomong kalo otakku mendadak kaya ga bisa mikir, dan dengan diksi diksi aneh binti ajaib itulah kalimat 5 kata jadi satu paragraf.

2. Hindari menggunakan nama instansi.
Ya taulah kenapa. Kalo pake nama instansi kuburan, mau kalo didatengin yang punya trus suruh minta tanggung jawab? Hii...

3. Bikinlah perpaduan antara dialog dan narasi.
Sebagai contoh (lagi) ......
"Aku capek," kata si sawi. Lalu ia duduk. Bayam hanya memandangnya, lalu melanjutkan renungannya. Di sisi lain, brokoli memandangi kejadian langka ini dengan gembira. Brokoli sangat senang, lalu ia segera mendatangi rumah jamur dan bercerita tentang drama tadi.

"Gile lu Bro! Akhirnya mereka bertengkar juga, pake pelet apaan tuh?"
"Pelet cap kaki gajah."
"Hah? Baru denger tuh, gimana cara kerjanya?"
"tempelin peletnya, trus sawi langsung kena injek. Trus kan Pak Tua tadi lewat, dia langsung bilang 'yailah cyinn keinjek kaki siapa lagi lu... aiyaa oe cape harus tanem sawi baru..' trus akhirnya si bayam tanya ke sawi, sawi kan lagi ga mood, jadilah gitu deh..."

( pas banget brokoli dipanggil bro, kok nggak kol aja -_- )

Yaudah gitu deh. Ribet kan pelajaran SMA? Iya ribet. Harus belajar tentang sejarah mulai sejarahnya sejarah (inception!) trus belajar mat yang ya ampun-pecah-kepala-ku, belajar bahasa indonesia yang terikat pada frasa dan klausa, dan sampe detik ini aku masih ga bisa bedain kata kerja, kata benda, kata sifat, dan sebangsanya.

Dan hal-hal lain yang berbeda dari SMP adalah seperti begindang..

1. Pelajaran.
Persetan, kenapa ketambahan lagi bentuknya? Mandarin wajib. Seni tari juga. Ada sosio (yang ngajar level expert, wakil kepsek. ) Nggak ada pelajaran idaman saya: elektro (tapi sama pak tri) , PBB, BK, Jurnalistik. Mau ga mau harus masuk ekstra, yang ngikut kan otaknya ada dua.

2. PBB...............................................
Siap nangis darah karena udah ga ada lomba PBB. Ga ada pelajaran PBB. Ga ada keluar kelas karena PBB. Ga ada Pak Untung yang ngajarinya selalu pamer gigi. Ga ada lagi 17an bareng anak paskibra dan pak camat. UDAH GA ADAAAAA :(((( *lempar bom molotov*

3. Relasi ( or should we say it 'sosiology'?
Baru juga masuk 1 bulan, rasanya udah terlalu sayang sama kelas yang baru. They're to lovelyyy~~ Duduk cewek-cowok itu amat-sangat lumrah. Coba dulu SMP, harus nunggu 3 TAHUN baru dapet chemistry.

4. Pemandangan ( tau sendiri apaan. )
Usahakan jangan kembali ke gedung sekolahan kalo jam pulang kalian ( sebagai adek kelas; apalagi yang jomblo, ato yang lagi rajin galau.) beda sama kakak kelas. Pemandangan akan terjadi, dimana-mana. Everywhere! Entah yang lagi mojok, lagi ketawa ketawa, lagi jalan bareng, lagi gandengan, lagi nyaris dicium atau mau dicium tapi aku ngga liat, lagi apa lagi ..... coba dicari tau. Cukup hari ini saya melihat pemandangan begituan *nangis lagi di pojokan*

5. Berat tas.
Berat tas di SMA akan mencapai titik puncak yang terus mengalami inflasi menjelang tengah semester, yang secara otomatis membuat punggung anda protol secara perlahan.

6. Lomba, organisasi, dll
Disini, kalau mau ikutan lomba, harus kalian yang aktif. Cari tau lombanya. Belajar sampe otak mendidih. Kalo mau ikut organisasi, harus semangat!! Bukan nunggu disuruh guru baru ikutan (jaman SMP, red.)

7. Relative.
Iya, relatif. Di SMA, semua itu relatif. Mau bukti? Buktikan sendiri #lohapaanini

Yak sekian perbedaan (yang ga jelas banget) dari SMP dan SMA. Mungkin beberapa hari ke depan bakal ditambahin lagi :3 Ini ceritaku, gimana ceritamu? Gimana? GIMANA!!! *maksa* *lemparin ke kandang macan*

Terakhir, semoga betah dan berjuang dengan kurikulum kalian masing-masing! Ketjup tjientah emuaatjah! (bener ga sih ejaannya?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar