Sabtu, 17 Agustus 2013

What if...

Hei buddies! Btw busway, selamat hari minggu, dan juga selamat menikmati liburan terakhir!! �� Merdeka untuk Indonesia ke tahun ke 68!

Yok yok mari kita kembali ke tema. Sudah 3.5 abad akh belom update blog, habis ngelawan si pirang-pirang. Huahahaha >=)
Sudah 68 tahun kita merdeka, dan aku yakin belom sepenuhnya merdeka. What if waktu itu Sayuti Melik males ngetik naskah? What if waktu itu Soekarno masih molor sampe akhirnya status quo-nya Indo kecabut? What if..

Semua pertanyaan-pertanyaan sinting itu sepertinya hanya menghampiri saya. Sebagai generasi ke sekian, kita sudah cukup nyaman menikmati kemerdekaan yang udah diperjuangkan sama para pahlawan. Lah, toh sekarang kita masih belum merdeka dari yang namanya "Korupsi." Mental-mental mau enaknya aja, mental-mental pejuang duit (udah ga ada namanya pejuang kebenaran dan bongkot-bongkotnya itu)

Dan inilah what if yang mengerubungi kepalaku seperti lalat kemarin.

1. What if aku ga bicara sama orang taiwan itu.

Well, selama tanggal 16-21 sekolahku didatangi semacam sister schoolnya dari taiwan. For the most curious girl in the world, aku ngebet pengen ngomong sama mereka.
Unfortunately mereka gabung sama anak kelas 11.
But then i saw a group of them beside my principal.
Andaikan waktu itu aku ga ngelongok ke bawah ngecek name tag sambil baca kertas itu (didorong rasa ga tau malu dan pengen tau yang selevel sama orang idiot), mungkin mereka ga akan minta sama kepsek buat diajakin keliling sekolah.
And yeah i took them around the school, by speaking Chinese. Newbie gadungan yg les 7 tahun tapi ga bisa-bisa serasa dipercundangi sama kenyataan.
But yeah, what if waktu itu aku ga lewat ke sana dan bertemu dengan mereka? (Yang ternyata guru. Surprised by the reality :o )
What if setelah ngomong-ngomong sebentar aku langsung ngeloyor pergi?
What if mereka ga minta diajak keliling-keliling sekolah?

2. What if waktu itu aku ga angkat tangan mengajukan diri sebagai paskibra?
For the last 3 years, aku jadi paskibra di SMP. Best memories ever, karena itu lah mental aku dikuatkan buat minta jadi paskibra lagi di SMA (no other words describe my wishes)

Dan aku tau, 17an pasti butuh para mereka yang jadi pengibat bendera.
Dengan penuh ke-putus-asa-an aku udah ngerasa oohh no i'll never be, but what if waktu itu aku menyerah begitu saja?
Now i tell the world, kali ini aku jadi paskibra lagi.
What if aku ga angkat tangan waktu itu dan memilih pelajaran biasa?

3. What if waktu itu aku ga jadi minta dia stay at school.
Huahaha aku masih inget benar, waktu pulang sekolah (padahal habis ketemuan) aku minta dia di sekolah. Biasanya sih pasti langsung pulang, but hey, what if aku bener-bener minta dia pulang?
Karena aku minta untuk... foto bareng. Stupid request. Aku yakin biasanya yg minta foto pasti cowok. Itupun kalo udah pacaran. Sedangkan aku.... *dihantam kamera*
Untungnya dia mau, huahaha Thank God seriusan he's my kind of perfect.
Yeah, what if waktu itu dia nolak? :) no one knows.

Dan sebenernya masih banyak what if-what if yang lain, tapi 3 ter-muter(?) Ini lah yang bikin pusing.
What if hari ini aku ga bangun pagi? Aku ga bakal sempet update post ini.
What if that moment aku ga dibeliin HP? Hari ini aku ga bakal update apapun.

Yeah, for some reason, curiosity will take you beyond your imagination. Cukup bondo keingintahuan, kePDan luar biasa, dan keyakinan, then believe God had a plan for you, His best plans.
"Take the chance, do the best, and let Gos do the rest."

Jumat, 02 Agustus 2013

JHS vs SHS, best rivals!

Hawloo buddies! Kembali lagi di acara ga jelas-apa-bentuknya bersama saya yang selalu random! Sebenernya pengen nyoba nulis cerpen (mm yang kemarin itu cerpen apa curhatan ga jelas sih?) dengan menerapkan tips&trick dari Bu Yohana. Sayangnya ide lagi mampet, lagi 'belom' galau masalah sepele yang bikin nangis bombay seperti biasanya, belom nemu novel se-memukau milik ci @winnaefendi (geez ai, refrain, remember when, unforgettable and melbourne makes me cry, seriously. )
Okelah, sebelom aku nulis hal gajelas lagi, lebih baik saran-saran dari Bu Yohana ditulis dulu..