Senin, 02 September 2013

reflective journal (?)

So here I am, distracted with nonsense assignment and still keep up with my laziness. I just don't believe I'll stay here for 3 years, try to make any achievement with that ASSignments.

And, HI!

Kesempatan kali ini, aku bakal nulis reflective journal yang dipelajari di sekolah dengan tidak jelas. Iya, nggak jelas. Udah, ga perlu dijelasin kenapa ga jelas nanti kalian bingung kenapa ga jelas #lho

Dan sepertinya, kali ini akan terasa seperti curhat, yang ga punya jawaban.

Saya tidak masuk tim mading.
Saya tidak masuk OSIS.
Saya bersyukur saya masuk departemen.

Just capture it. Perjuangan masuk 3 hal penting di sekolah itu sooooo roooooh banget bagiku. Dan, you know what happen after that? Aku down down down down down. DAAAAAAAWN. DAAAAAAWN. *nyanyi di jamban* *dilempar gayung*
But lucky, entah kenapa mental saya disini sudah sedikit geser. No, I just get up and do another thing. I'll show you I'm much better than before. Anything happen for a reason.



And next, beberapa hari yang lalu aku sempat curhat by email ke salah seorang sahabat... I know you're there. Dan satu-satunya hal yang bisa aku tangkap adalah:

Seenggaknya aku harus tahu gimana perasaanku ke dia. 

Holyshit.
Ini menyangkut masalah hidup dan mati. Enggak, dia ga tau kenapa ini menyangkut hidup dan mati. Dan hal ini bakal menjadi amat-sangat-alay kalau orang yang dimaksud baca.
Apa hanya aku yang percaya konsep soulmate (atau apapun itu) sebenarnya menentukan kita bakal jadi apa? Ehm, dalam artian... Kamu percaya kalau the only one itu bakalan mengubah hidupmu. Misalnya, kamu jadi semakin rajin ke sekolah untuk ketemuan, kamu jadi nge-drugs karena stress .. (don't be), atau kawan-kawannya.
Nggak kan? Nah, berarti seenggaknya yang mengalami hal yang sama dengan aku, bakalan ngerti ..

Kemudian beberapa hari terakhir aku mulai mikirin hal ini. Gimana cara mengetahui perasaan seseorang? I guess, menebak-nebak perasaan orang dan memberi alasan lengkap dengan 5W+1H itu lebih mudah ... but not for me and that guy.

Tingkah laku seseorang "biasanya" menunjukkan perasaannya. And for now, it's too hard to see how about his feeling. Antara aku yang mencoba bilang "bisa jadi! bisa jadi!" atau kenyataannya memang tidak seindah harapan... Who know?

So, mungkin pada kesempatan lain, aku bakalan berusaha menyukai seseorang DENGAN ALASAN. Apapun itu. Toh pada akhirnya aku akan berhenti menyukainya karena alasan-alasan tersebut sudah tiada.
For example, kamu menyukai dia karena dia pintar. Tapi kamu berusaha kesampingkan alasan itu, trus bilang "aku ga nyari pinternya, kok!" then you both get close... still don't get any feeling.
Dan apa yang terjadi?
Sendirinya bakalan mundur dengan alasan "dia pinter, aku ga cocok sama dia."

Then if life was simple as that, aku bakalan mundur perlahan.
Apa dengan alasan saya tidak cocok dengan dia? Trus apa artinya mencak-mencak untuk tahun-tahun terakhir, dan tetap bertahan dengan alasan yang sama?
Apa dengan alasan saya sudah lelah? Trus untuk apa berjuang selama bertahun-tahun, they said: " when you're about to giving up, remember what you've done for it."
Apa dengan alasan saya tidak pantas di matanya?

Yah, aku cuma ingin merefleksikan apa yang ada di pikiran ......
Kalau kalian tahu, atau mungkin sudah mengalami.... For teens, masalah cinta-cintaan itu biasanya dibagi jadi dua. Penting bangettttttsssss dan ga penting.
For me, you know lah. *evil grin*


Last, I feel like anything I do, seems like useless. I don't know what I'm fighting for (my life, maybe) and I don't know how to make them smile.
So what I'm living for? I don't get any reason.
 Maybe for the rest of my life, I'll write the reflective journal...... of what I've done to make them happy.

NB: Malam ini, waktu aku nulis ttg ini semua.... my daddy said this isn't important.
He's not happy with this.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar