Minggu, 02 September 2012

Sejauh Ini .


Ternyata sejauh ini, hanya aku yang belum bisa melupakannya. Sedikit kenangan muncul. Terbesit seketika, menyambar seperti kilat.

“ Dia udah dateng !” kata temanku. Sekelibat senyum terulas di wajahku. Aku tahu, seorang wanita sepertinya pasti dicintai banyak orang dengan penuh kejujuran. Sedangkan aku?

Senja membawaku kembali kepada kekejaman sebuah ironi. Takkan lagi ada kata jujur yang kudengar dari kedua daun telinga dan dicerna oleh prosesor di kepala ini.

Menyenangkan sekali menjadi seseorang yang dicintai secara tulus. Sayang selama ini, aku belum tahu bagaimana rasanya dicintai secara tulus apa adanya..

Aku iri, sayang. Aku iri melihatmu mencintainya dengan segenap jiwamu. Kau ungkapkan semua tentangnya, dan aku menyadarinya, hati dan jiwaku masih tersadar, sayang aku mati suri.
Mati suri yang kelak membawaku ke suatu peristiwa tragis. Aneh rasanya menyadari, bahwa kisah yang kita awali dengan kebahagiaan, sambil membayangkan bagaimana kita selanjutnya ternyata berakhir dengan air mata, di satu pihak.

Inikah yang disebut simbiosis parasitisme? Berarti cinta semu itu hanya sejenis parasit. Datang dan meminta kebahagiaan, di lain pihak diinjak demi sebuah kesenangan semata.
Jadi semua senyum yang kau ciptakan di bibirku itu hanya “iklan” saja?   Karena lebih banyak “iklan” daripada acaranya, kan?  Iklan dengan berbagai macam kisah .. Mungkin ini salah satu kisah yang kau ciptakan.

Aku masih terdiam membisu. Anehnya, kau seakan-akan menjadi obat penguat sekaligus penurun kebahagiaan.
Kita hanya dipisahkan oleh waktu serta jarak. Takkan menjadi masalah kan ? Sayang kau memberikan sebuah sekat tambahan agar aku tak lagi datang ke hidupmu.

Senja yang bawa semua ..
Kehadiranmu serta senyummu ..
Senja hanya hadir sekali setiap harinya, dan terkadang kita tidak menyadari bahwa senja itu tlah datang..
Seketika itu ia tlah menghilang dan kita hanya berharap besok akan ada lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar