Senin, 31 Maret 2014

360°

Momen kehilangan bukanlah hal terbaik yang bisa dilalui oleh seseorang. Mungkin, kehilangan seseorang yang begitu menyebalkan akan menjadi bagian yang menyenangkan, tapi secara tak langsung kita juga menghilangkan sebagian kecil dari diri kita, yang dibentuk oleh sikap orang itu. 
Dari sisi manapun, yang namanya 'kehilangan' itu tidaklah indah.  Simpelnya, kalian kehilangan orang tua. Indah? Enggak. Kehilangan musuh. Enak? Iya. Tapi kalian akan menjadikannya indah ketika musuh itu menjadi teman.
Tapi kalau kehilangan sifat orang yang kalian pahami dengan benar? Mungkin rasanya seperti kehilangan sebagian jiwa... Tapi kalian tidak tahu kemana bagian tersebut pergi. Kalian merindukannya.. Menginginkannya kembali, tapi kenyataannya tidak semudah itu. Bagaimana rasanya kehilangan orang yang kalian kenal dengan baik? Bagaimana rasanya merindukan perasaan nyaman yang kini berganti menjadi rindu tak tersampaikan (karena entah dimana dia yang dulu) ? 
Aku ngerasa perlahan-lahan ada hal-hal kecil yang direngut oleh kenyataan, lalu disubtitusi dengan hal lain yang belum tentu kita terbiasa. Mungkin memang susah untuk mengambil peran di kehidupan seseorang ketika kita bukanlah pemeran utama. 
Kalau katanya keadaan ini sudah berbalik seratus delapan puluh derajat, aku sudah jungkir balik tiga ratus enam puluh derajat. Mungkin hal ini terus bergulir, hingga menyentuh angka tak terhingga. 
Dan, sebelum ini semua terlambat, katakan padanya. Karena biasanya perasaan tertinggal tanpa sempat terucapkan. Kalaupun pada akhirnya kalian merasa kecewa dengan kenyataan, setidaknya kejujuran yang menyakitimu. Truth hurts, lies heals

1 komentar: